Marey Ahmad, ia bukan hanya cerdas menggiring bola dalam Liga 3 Indonesia di jember tapi ia juga cerdasĀ dalam memilih jalan hidup. Ia melabuhkan hatinya pada Islam. dan sepak bola menghantarkan ia pada cahaya Islam. 7 tahun lalu ia berkisah, bahwa awalnya ia hanya ikut-ikutan temannya yang hendak sholat dengan mengawali wuduhnya di salah satu kucuran air disana. Lalu ia mengikutinya, bahkan ia sampai ikut-ikutan sholat. Padahal ia masih seorang kristen, namun ketenangan itu ia rasakan ketika sholat. mungkin salah satu sebabnya ialah kondisi dirinya sedang dalam masalah di clubnya.
Ia mulai makin tertarik akan Islam, sampai pada titik ia memutuskan untuk melakukan Syahadat di tahun 2017 silam. apa ia langsung mendeklarasikan keislaman kepada keluarganya? ooo… tentu tidak. selain itupun ia sedang dalam kegalauan bahkan hampir goyah akan Islam. karena merasa hanya ketika sholat aja ia merasakan ketenangan, lepas sholat ya flatĀ gitu aja. ia tepis kegalauan jika Islam itu hanya tenang saat shholat aja, justru ia mulai introspeksi diri bahwa ia yang tidak mendalami Islam lebih dalam. alhamdulillah
Dan mungkin ini juga ya kebanyakan kasus yang kita temui di lapangan bahwa kurangnya pendalaman akan Islam membuat seorang mualaf akan gampang goyah dan kembali murtad, waliyyadzubillah. Tidak ada dukungan orang tua dan bahkan menolak keislaman anaknya, lalu mengusir atau mualaf tersebut memutuskan untuk keluar dari rumah. sebab itu pendalam ilmu setelah memeluk Islam adalah urgensi pertama.
Begitupun pembinaan mualaf yang kami lakukan kepada para mualaf binaan yang semoga in syaa Allah kedepan akan bisa lebih membantu para mualaf yang sangat butuh asupan keilmuan
Ujian demi ujian mulai ia rasakan, rey merasa bahwa kurangnya ilmu menjadikan ia merugi termasuk dengan keluarga kecilnya yang mulai ia bangun di 2019. namun yang terjadi…..