Lepas lulus Sekolah Menengah Pertama ia memutuskan untuk memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Lahir dari pernikahan beda agama menjadi salah satu penyebab kenapa ia berani memilih sebuah agama baru untuk hidupnya. Bukan cuma dirinya, namun saudara dan orang tuanya yang sebelumnya masih non muslim lebih memutuskan juga untuk memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Dian Febriani, perempuan yang kini telah lulus dari bangku kuliah menceritakan kepada kami tentang perjalanan hidupnya.
Di tengah keadaan masyarakat yang mayoritas non muslim menjadikan mereka harus survive dan mencari Islam lebih giat lagi paska menjadi mualaf.
Bahkan hal yang paling menyakitkan setelah memeluk Islam adalah setelah satu tahun. hal ini yang membuat ia emosional ketika kami bercerita di kanal youtube kesayangan teman-teman Baitul Maqdis Channel. Nafasnya mulai diatur agar tak semakin terbawa suasana. Karena cerita ini begitu pilu baginya, mungkin hal yang tak pernah ia fikirkan sebelumnya sampai menimpa diri dan keluarganya.
Mungkin dengan logika manusia kita berfikir, bahwa jika kita mencintai seseorang kita akan menjaganya dan tidak ingin ia kesulitan, tapi konsep cintanya Allah berbeda. Jika Allah cinta kepada seorang hamba Ia akan menguji hamba itu sampai pada titik pasrah dan hanya mengiba kepada Allah satu-satunya Dzat yang mampu menolong dirinya. Alhamdulillah imannya masih ada, sebab jikalau tidak, jauh di hatinya ia akan berucap “andai aku tidak masuk islam”.
Kami yang berada di sana jadi hampir terbawa suasana juga, kami coba menampik dan menyadari bahwa “jalan ini tak selapang dadamu” dan bukan sekedar kualitas lidah. tapi keteguhan Iman adalah inti permata nurani.
Jalan ini penuh onak dan duri serta ujian yang berbeda. Lepas itu Ia mulai menyeka air matanya dan menata lagi kata demi kata untuk meneruskan, tapi tak lama….
Saksikan saja sendiri apa yang akan ia sampaikan, siapkan tissu ya sahabat