
Konsep Allah sebagai Tuhan yang satu dalam Islam sangat fundamental dan merupakan inti dari ajaran agama ini. Di dalam Islam, Allah digambarkan sebagai Tuhan yang Esa, absolut, dan tidak terbandingkan dengan apapun. Ada beberapa aspek penting yang menjelaskan konsep Allah yang satu dalam Islam:
1. Tauhid: Keesaan Allah
Tauhid adalah istilah dalam Islam yang berarti keesaan Allah, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu (tunggal) dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Tauhid ini dibagi menjadi tiga:
- Tauhid Rububiyah: Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur seluruh alam semesta. Semua ciptaan di dunia ini, baik itu alam, manusia, atau makhluk hidup lainnya, diciptakan dan diatur oleh-Nya. Ini mencakup keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan, memberi kehidupan, dan mematikan.
- Tauhid Uluhiyah: Mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Segala bentuk ibadah, doa, dan pengabdian harus ditujukan hanya kepada Allah, tanpa melibatkan apapun atau siapapun. Ini menegaskan bahwa tidak ada makhluk yang memiliki kekuatan untuk memberi berkat, melindungi, atau membimbing selain Allah.
- Tauhid Asma wa Sifat: Mengakui bahwa sifat-sifat Allah adalah mutlak dan tidak terbandingkan dengan sifat makhluk-Nya. Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang sangat mulia dan sempurna, seperti Maha Pengasih (Ar-Rahman), Maha Penyayang (Ar-Rahim), Maha Kuasa (Al-Qadir), dan sebagainya. Semua sifat-Nya adalah milik-Nya saja, dan tidak ada yang dapat menandingi atau menyamai-Nya.
2. Allah Tidak Ada Sekutu-Nya
Dalam Islam, keyakinan bahwa Allah adalah satu juga berarti bahwa Dia tidak memiliki sekutu atau pasangan. Syirik—yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya—adalah dosa terbesar dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنْ إِلَٰهٍ ۚ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهٍۭ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” (QS. Al-Mu’minun: 91)
Ini menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak tergantikan oleh makhluk apapun, baik itu dalam bentuk patung, manusia, atau kekuatan lain.
3. Allah Maha Sempurna dan Tidak Terbatas
Allah digambarkan sebagai Tuhan yang Maha Sempurna dan tidak terbatas oleh waktu, tempat, atau dimensi apapun. Dia tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan oleh karena itu, Dia tidak bisa dibatasi atau dipahami sepenuhnya oleh akal manusia yang terbatas. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dia (Allah) tidak ada yang setara dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Ash-Shura: 11)
Dengan kata lain, Allah tidak bisa disamakan dengan apapun di dunia ini, tidak ada yang dapat menggambarkan-Nya secara sempurna karena keesaan-Nya yang mutlak.
4. Kehendak dan Kekuasaan Allah yang Mutlak
Allah memiliki kehendak yang mutlak. Semua yang ada di dunia ini terjadi dengan izin dan kehendak-Nya. Dia Maha Mengatur segala urusan dan tidak ada yang dapat menghalangi keputusan-Nya. Dalam surat Al-Imran, Allah berfirman:
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.'” (QS. Al-Imran: 189)
Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, berada dalam kendali penuh Allah.
5. Pengagungan dan Ibadah Hanya untuk Allah
Salah satu bentuk kesatuan Allah adalah bahwa segala bentuk ibadah hanya ditujukan kepada-Nya. Ibadah tidak hanya terbatas pada ritual seperti shalat, puasa, atau haji, tetapi juga mencakup segala aktivitas hidup yang dilaksanakan dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Artinya, seluruh hidup seorang Muslim seharusnya dipusatkan pada penyembahan dan pengabdian kepada Allah semata, baik dalam aktivitas ibadah maupun dalam tindakan sehari-hari.
6. Tidak Ada Perubahan dalam Esensi Allah
Allah dalam Islam tidak berubah, tidak bergantung pada waktu, dan tidak bisa dilahirkan ataupun mati. Allah adalah Zat yang abadi dan sempurna. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Mengurus segala urusan.” (QS. Al-Baqarah: 255)
Ini menegaskan bahwa sifat-sifat Allah adalah tetap dan tidak akan pernah berubah, karena Dia adalah Tuhan yang kekal dan tak terbatas.
7. Tidak Ada Pembagian dalam Ke-Tuhan-an-Nya
Konsep Allah sebagai Tuhan yang satu juga menegaskan bahwa tidak ada pembagian dalam diri Allah. Dalam Islam, tidak ada konsep Trinitas (seperti dalam Kristen), tidak ada pembagian antara Tuhan yang lebih besar dan lebih kecil, atau Tuhan yang terdiri dari beberapa pribadi. Allah adalah satu, utuh, dan tidak terpisahkan.
8. Al-Qur’an sebagai Petunjuk Utama tentang Keesaan Allah
Al-Qur’an adalah kitab yang mengajarkan secara jelas tentang konsep tauhid dan keesaan Allah. Salah satu ayat yang paling terkenal yang menegaskan keesaan Allah adalah Surah Al-Ikhlas (QS. 112), yang berbunyi:
“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.'” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Surah ini menjelaskan dengan tegas bahwa Allah adalah satu, tidak ada yang setara dengan-Nya, dan tidak ada yang dapat mengalahkan atau menggantikan-Nya.
Wallaahu a’lam