Sabtu 11 Januari 2025 kemarin, Yayasan Baitul Maqdis kedatangan seorang pemuda asal Amerika Serikat, yang ingin mengikrarkan dua kalimat syahadat. Pemuda yang lahir di Texas ini memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah merasakan keraguan terhadap agama yang ia anut sejak kecil. Keputusan tersebut datang setelah ia melakukan perbandingan antara Bibel dan Al-Qur’an.
Jonathan Dalton namanya, sejak kecil telah dibesarkan dengan nilai-nilai Kristen ortodoks yang kuat. Namun, meskipun ia menjalani hidup sesuai dengan ajaran agamanya, ia merasa ada ketidaksesuaian dalam hati mengenai ajaran-ajaran tersebut. “Saya sering merasa ada banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh agama saya. Saya mulai meragukan banyak ajaran yang saya terima,” kata Dalton.
Dalton mengaku awalnya hanya mendengar stigma negatif tentang Islam di media Amerika, yang menggambarkan agama tersebut dengan cara yang sangat buruk. Penasaran dan ingin mengetahui lebih jauh, Ia mulai mempelajari lebih dalam tentang Islam dengan membaca Al-Qur’an dan membandingkannya dengan Bibel. “Saya merasa terkejut dengan penjelasan yang sangat jelas dalam Al-Qur’an tentang monoteisme dan hubungan manusia dengan Tuhan. Ada banyak kesamaan antara ajaran Islam dan Kristen, tetapi Islam memberi jawaban yang lebih memuaskan bagi banyak pertanyaan saya,” ujarnya.
Setahun lamanya ia melakukan riset dan perbandingan dari Bibel dan Al Quran, ditambah pertemuannya dengan muslimah Indonesia. Dalton merasa yakin bahwa Islam adalah jalan yang benar untuknya. Akhirnya ia memutuskan untuk terbang ke Indonesia dan mengucapkan dua kalimat syahadat, dipimpin oleh Ust. Abdush Shomad dan dihadapan santri penghafal Al Quran.
“Saya merasa sangat bahagia dan damai setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini adalah keputusan terbesar dalam hidup saya, dan saya merasa dekat dengan Tuhan yang saya cari selama ini,” kata Dalton, “Saya bersyukur bisa menemukan kebenaran melalui Islam, dan saya ingin terus belajar dan mengembangkan diri dalam agama ini.” tegasnya.
Masjid Al-Islam menjadi saksi penting dalam perjalanan spiritual Dalton. Selain didampingi oleh Ustadz Abdush Shomad, suasana penuh kehangatan dari jamaah dan santri penghafal Al-Qur’an membuat Dalton merasa diterima sepenuhnya. “Saya merasa diberkati dan diterima dengan sangat baik. Kehangatan dan keramahan umat Muslim Indonesia yang saya temui sangat menyentuh hati saya.”
Dalton juga berharap kisahnya dapat membantu mengubah pandangan orang-orang yang memiliki stigma negatif terhadap Islam. “Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Saya berharap lebih banyak orang bisa memahami kebenaran ini, seperti yang saya alami.”
Keputusan Dalton untuk memeluk Islam semakin memperkaya komunitas Muslim di sekitarnya. Banyak orang yang terinspirasi oleh perjalanan spiritualnya, terutama mereka yang mungkin juga merasakan kebingungan atau keraguan dalam hidup mereka. Dengan penuh semangat, Dalton berkomitmen untuk terus mendalami ajaran Islam dan berbagi pengalamannya dengan orang lain.
“Semoga Allah memberikan saya kekuatan untuk terus belajar dan menjadi seorang Muslim yang baik,” tutup Dalton dengan penuh keyakinan.