Siapa tak kenal penyanyi wanita tahun 90’an ini dengan single Awal yang Indah. Wanita pemilik nama lengkap Theresia Ebenna Ezeria Pardede telah bermetamorfosisi menjadi seorang Muslimah yang taat, Alhamdulillah setelah bertahun-tahun hatinya mulai berbenturan dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan untuk ia kembali berfikir tentang apa yang membuatnya gamang.
Namun, di saat berumur belasanpun beliau sudah “kritis” terhadap sumber agama yang di anutnya saat itu ditambah ia berkumpul dengan teman-teman yang juga bergama Islam, sehingga mulai mempertanyakan relasi-relasi keterkaitan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya. serta konsepsi-konsepsi besar yang ada di dalam keimanan yang ia diminta untuk meyakininya oleh kedua orang tuanya, Bapak Tombang Mulia Pardede dan Ibu Lersiana Purba.
Sebagai seorang kristen yang juga rajin membaca bible, ia mulai berani untuk mediskusikan beberapa tema. baik teori bingbang sampai ke sebuah diskusi yang agak pelik tentang dogma Yesus adalah seorang Penyelamat dan Anak Tuhan. harga mati yang di tanamkan oleh orang tuanya membuat ia shock ketika mendengar salah seorang teman muslimnya dengan ungkapan sederhana bahwa di dalam Islam Yesus pun diceritakan secara lengkap, bahwa beliau adalah seorang Nabi.
“Bukannya dalam Islam cuma Nabi Muhammad yang di terima?” Tere bertanya keheranan
“Bukan hanya Nabi Muhammad. tapi ada Yesus sebelum Nabi Muhammad di utus, kita sebutnya Nabi Isa As bukan Yesus. Bahkan dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad semuanya Nabi yang di utus sama Allah. Nah creatornya ya Allah. Kan Tuhan cuma Satu” jawab lugas temannya. Setelah ia mendengar jawaban itu makin shock ia dibuatnya, makin galau hatinya, makin risau, merasa tertampar dan akhirnya mulai membuatnya flashback tentang kenangan-kenangan masa lampau yang kerap kali pertanyaan-pertanyaan “aneh” ia ajukan ke keluarganya perihal keTuhanan.
Lepas saat itu ia mulai aktif belajar tentang Islam, baik dari video-video ceramah para Da’i Kristologi maupun buku-buku pengatahuan Islam yang akhirnya bermuara pada Kajian tentang Al Qur’an. dan Qs. Annisa 171 yang makin membuat ia yakin bahwa pertanyaan-pertanyaan yang menyelimuti kerisauan dirinya akan segera terjawab. bak melihat sunset yang akan tenggelam, Indah. begitulah skenario indah pemilik langit dan bumi jika ingin memberikan kebenaran kepada hambaNya.
يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْحَقَّ ۚ إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌۭ مِّنْهُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۖ وَلَا تَقُولُوا۟ ثَلَـٰثَةٌ ۚ ٱنتَهُوا۟ خَيْرًۭا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۖ سُبْحَـٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٌۭ ۘ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًۭا
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.”
Proses ini tidak sederhana ditambah setelah ia memEluk Islam dan ingin belajar lebih dalam justru tragedi 9/11 Bom WTC meletus seantero dunia, dibuatlah makar Issue Islamophobia agar manusia jauh dari Islam bahkan para pembuat makar tersebut berharap banyak umat islam yang Murtad dari agamanya. kalau bahasa Allah begini :
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ
“Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran: 54)
Ini jelas ujian keimanan di depan mata baginya, saat ia mantapkan diri untuk menjadikan Islam sebagai jalan penyelamat justru Allah takdirkan tragedi tersebut, namun Allah lah sebaik-baik pembolak balik hati. pun juga pelajaran dari Ayahanda beliau sendiri yang lebih dulu masuk Islam namun di akhir hidupnya kembali ke agama terdahulu. juga pesan Ibunda beliau yang mengatakan “Jadilah muslim yang benar”.
Ia tetapkan hatinya dan terbuailah ia dibuat Allah lewat jalan Islam yang penuh dengan jawaban-jawaban atas ketakutannya. Ia makin mencintai Al Qur’an dan mulai belajar hukum-hukum membaca Al Qur’an meski kurang lebih 14 Tahun ia terseok-seok dalam mempelajarinya, hingga Allah mudahkan cahayaNya masuk ke dalam sanubari yang melahirkan kesabaran dalam belajar Al Qur’an. inilah himbauan paling luar biasa menurut kami dari Kak Tere untuk kita semua, terutama para mualaf yang tak jarang juga lelah berjuang untuk menjadi muslim yang benar.
Kini beliau aktif pada kebaikan untuk saudaranya di Negri nun Jauh di sana, Palestina. ini adalah bukti bahwa ia sebagai mualaf mampu menjadikan makna ultimatum dua kalimat syahadat sebagai kunci kepedulian terhadap saudaranya. ini bukan hanya perkara kemanusiaan katanya, ini tentang Kiblat pertama umat Islam, tentang nanti kebangkitan Islam dan puncak kenikmatan keimanan yang akan di pimpin Nabi Isa As setelah Allah turunkan di Menara Putih Damaskus nanti.
Betapa mudah bagi Allah membalikan hati seseorang, karena itu kita di anjurkan untuk berdoa agar di tetapkan hati dan Iman diatas Islam ini.