“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” {QS. Al-Baqarah (2): 120}
Allah SWT adalah Yang Maha Pelindung dan Maha Pemberi Petunjuk
(Baitul Maqdis) Sungguh, Allah SWT adalah Yang Maha Pelindung dan Maha Pemberi Petunjuk. Dia telah mewajibkan kita untuk membaca surah Al-Fatihah setiap melaksanakan sholat, khususnya sholat wajib 17 rakaat setiap hari. Sebab dalam surah Al-Fatihah, sebagai induk dan pembuka Al-Qur’an tersebut, kita tidak hanya diperintahkan untuk selalu memohon kepada-Nya petunjuk kepada jalan yang lurus. Namun Allah SWT telah menyatakan dan memberi tahu kita bahwa selain ada jalan yang lurus (hanif), yakni jalan orang-orang yang diridhai dan dianugerahi kenikmatan oleh-Nya; ada pula jalan orang-orang yang sesat (Kristen) dan dimurkai oleh Allah SWT. Semoga melalui doa memohon petunjuk jalan yang lurus kepada Allah SWT, kita selalu waspada dan berupaya untuk tidak mengikuti pemikiran, budaya, gaya hidup dan hidup keagamaan orang-orang Yahudi dan Kristen, yang telah sesat dan dimurkai oleh Allah SWT. Aamiin ya robbal alamiin.
Apalagi dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 120, Allah SWT telah memberitahu dan memperingatkan kita bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan rela sebelum kita mengikuti pemikiran, budaya, gaya hidup dan hidup keagamaan mereka. Dalam ayat tersebut, kita diperingatkan pula bahwa jika kita mengikuti pemikiran dan perbuatan orang-orang Yahudi dan Kristen dalam beragama, – padahal telah datang Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW yang penuh hikmah pengetahuan dan kebenaran kepada kita-, maka niscaya kita akan tersesat dan tidak akan ada lagi petunjuk, perlindungan, dan pertolongan dari Allah SWT kepada kita.
Peringatan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 120 tersebut memang nyata. Sejak masa Rasulullah Muhammad SAW masih hidup sampai kini, bahkan sampai akhir zaman, misionaris Yahudi-Kristen akan terus-menerus berupaya menyesatkan dan mengeluarkan umat Islam dari jalan Allah SWT yang lurus; sehingga sedikit demi sedikit umat Islam pun akan mengikuti pemikiran, budaya, gaya hidup, dan hidup keagamaan mereka.
Strategi dan metode Yahudi-Kristen atau Kristen-Barat dalam meruntuhkan aqidah dan iman umat Islam sangat beragam dan berlapis. Mereka menyusupi semua lingkup kehidupan umat Islam dalam rangka pengendalian pemikiran (mind control); mulai dari anak-anak sampai orang tua, mulai dari bidang ekonomi-politik sampai bidang pendidikan. Bahkan kristenisasi – khususnya melalui program sekularisasi, liberalisasi, dan pluralisasi Islam – saat ini semakin merajalela, menghancurkan sendi-sendi aqidah dan iman umat Islam Indonesia.
Adapun target dan strategi pemurtadan, sebagai berikut:
Umat Islam yang Lemah Iman dan Lemah Ilmu
Umat Islam yang tidak memiliki cukup ilmu dan iman untuk membedakan kebenaran dan kesesatan, menjadi target utama bagi gerakan pemurtadan terselubung. Orang-orang yang menjadikan agama sebagai permainan saja, langsung diajak secara terbuka dan terang-terangan untuk mempersekutukan, bahkan mengutuk Allah.
Umat Islam yang Sedikit Iman dan Lemah Ilmu
Umat Islam yang menyisakan sedikit iman dalam hatinya, diajak melakukan ibadah yang bersifat bid’ah (menambah-nambah). Padahal perbuatan (ibadah) yang mengada-ada dilarang oleh Rasulullah SAW. Sebab perbuatan bid’ah dikhawatirkan menjerumuskan umat Islam ke jurang kemusyrikan.
Guna semakin menyesatkan umat Islam yang sedikit iman dan lemah ilmu, maka dimunculkan nabi-nabi palsu dan ajaran-ajaran sesat berkedok Islam.
Umat Islam yang Lemah Ekonomi dan Lemah Iman
Pemurtadan berkedok Pembagian Sembako, Bakti Sosial, dan Pengobatan Gratis, serta Bantuan Tanggap Darurat Bencana Alam.
Masyarakat Muslim yang Awam dalam Ilmu Agama
Menanamkan satu jenis sikap keberagaman seperti “toleran”, “moderat”, “inklusif”, dan sejenisnya. Dengan begitu umat beragama, khususnya umat Islam, yang terperdaya digiring ke arah sinkretisme (pembauran) agama, dengan sadar atau tidak. Akhirnya, dewasa ini semakin banyak orang yang berpandangan bahwa kebenaran semua agama itu sama.
Kaum Cendikiawan, Profesional, dan Ulama Islam
Di kalangan Cendikiawan, Profesional, dan Ulama Islam ditanamkan virus “Relativisme Kebenaran”. Virus ini memang sangat ganas dalam melumpuhkan sendi-sendi keyakinan dan keimanan seseorang terhadap agamanya. Virus ini telah menghancurkan dan memecah belah pertahanan iman umat beragama, khususnya Islam. Virus ini dapat membuat orang tidak lagi memiliki komitmen, ketaatan, dan ketakwaan kepada agama dan Tuhannya.
Di antara semua target dan strategi Kristen-Barat dalam menghancurkan aqidah dan iman umat Islam, yang paling berbahaya dan mengkhawatirkan adalah terjadinya pemurtadan terselubung di kalangan cendikiawan dan ulama Islam. Mereka yang seharusnya menjadi penerus dakwah Rasulullah Muhammad SAW dan pemelihara Syariat Islam tersebut, justru berani menggugat dan mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an, menghina nabi Muhammad SAW dan para sahabat, anti Syariah, dan membabi buta dalam membela pemikiran sekuler, liberal, dan plural.
(Anton Kristiono, peneliti di bidang Filsafat Agama dan Humaniora)