Because I Love Jesus
Anda Bertanya, Muallaf Menjawab (Seri kedepalan)
Apakah semua Agama Benar?
(BaitulMaqdis) Tulisan ini adalah artikel berseri yang secara langsung ditulis oleh Ust. Insan Ls Mokoginta pakar Kristologi Nasional peraih penghargaan mualaf award, silahkan disebarluaskan demi kemaslahatan umat.
Ardhi : Maaf saya dengar dari orang-orang yang mengaku dari Jaringan Islam Liberal, katanya semua agama benar, semua kitab suci wahyu Allah dan semua pemeluk agama masuk surga, hanya jalan atau caranya saja yang berbeda. Katanya semua agama ajarkan kebaikan. Bagaimana menurut bapak sebagai seorang mantan Krsiten?
Mualaf : Memang semua agama mengajarkan kebaikan, semua agama mengajarkan jalan yang lurus. Tapi tidak semua agama benar. Kalau semua agama benar tentu tidak perlu kami harus masuk Islam.
Ardhi : Maaf, saya walaupun beragama Islam, tapi terus terang pengetahuan saya tentang Islam masih awam. Maklum saya hanyalah Islam keturunan. Apakah bisa Bapak jelaskan kekeliruan pemahaman bahwa semua agama itu benar?
Mualaf : Secara logika saja mudah dipahami. Jika semua agama benar, berarti:
1. Kapan saja kita boleh pindah-pindah agama. Tidak sempat jum’atan, boleh dong mingguan.
2. Tidak perlu ada istilah halal dan haram.
3. Kapan saja kita boleh menikah beda agama.
4. Berarti konsep ketuhanan dan dewa-dewi semua agama benar. Kalau begitu kita harus akui adanya tiga tuhan (Tuhan Bapa, Tuhan Anak & Tuhan Roh Kudus), juga kita harus akui ratusan macam nama dewa-dewi kan?
5. Tidak perlu ada istilah mualaf dan murtad (orang pindah agama jangan disebut murtad, sebab agama yang dia masuki itu benar, benar juga kan?)
6. Tidak perlu kami masuk Islam, karena dalam Islam jika dihitung-hitung lebih repot kan?
Ardhi : Maksudnya dalam Islam itu lebih repot gimana? Mohon bapak jelaskan.
Mualaf : Jelas masuk Islam itu sebenarnya lebih repot. Bayangkan saja, setiap hari minimal harus shalat 5 kali. Berarti dalam seminggu 5×7= 35 kali shalat. itu baru shalat wajib, belum shalat sunnat. Sementara dalam kristen, seminggu hanya sekali kan? Nah jika semua agama benar dan sama-sama selamat, untuk apa repot-repot shalat 35 x seminggu, jika sekali saja selamat! Bayangkan saja, ibadah seminggu sekali, asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dijamin ‘pasti’ masuk surga. sementara dalam islam katanya masih serba ‘insya Allah’, berarti belum pasti selamat. Belum lagi dosa ditebus oleh Yesus kan? Nah kalau semua agama sama, benar dan selamat, tentu kita akan memilih agama yang paling mudah diamalkan, paling ringan resikonya, yaitu agama Kristen kan? Tapi kenapa saya memilih jadi ‘Mualaf’? Sebab tidak rasional, tidak logis, tidak masuk akal. Masak kan kita enak-enak berbuat dosa, lalu semuanya dipikulkan kepada Yesus.
Ardhi : Benar juga ya. Namanya setiap perbuatan dosa itu pasti enak-enak. Contoh makan daging babi itu sangat enak, empuk, manis. Korupsi, jadi kaya mendadak. Berzina atau selingkuh, enak kan? Jika tidak enak, hanya orang gila yang mau melakukannya, sudah tidak enak dapat dosa gede. Nah karena saking enaknya, dosa dinomor sekiankan. Toh nantinya ada yang tebus. Bukankah seperti itu pak?
Mualaf : Benar pendapatmu itu. Jika nantinya di akhirat kita ditakdirkan masuk surga, lalu ketemu dengan mereka para penjahat, pembunuh, pemerkosa, pezina, koruptor dll karena mereka ditebus oleh Yesus, berarti tidak ada artinya kita berbuat amal sholeh atau kebaikan selama di dunia. Bahkan sudah masuk surga bisa nyesal. Enakan mereka, dunia dapat, akhirat pun dapat. Kalau begitu di mana letak keadilan Allah? Untuk apa shalat 35 kali dalam sepekan jika sekali saja selamat? Untuk apa berjilbab, mahkota rambut tidak terlihat, panas, gerah, jika sama-sama masuk surga? Untuk apa puasa Ramadhan sebulan penuh, nahan lapar, haus, cobaan & godaan, jika ujung-ujungnya sama-sama masuk surga?
Ardhi : Kalau begitu, apakah mereka yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan diselamatkan oleh Yesus di akhirat kelak?
Mualaf : Kalau cuma asal percaya kepada Yesus, kami umat Islam semuanya percaya kepada beliau sebagai Nabi Isa ‘alaihissalam. Tapi kami dilarang percaya beliau sebagai Tuhan, tapi percaya dan imani beliau hanya sebagai seorang nabi atau rasul atau hamba Allah. Menurut Yesus, yang selamat itu bukan percaya kepadanya sebagai Tuhan, tapi mereka yang melakukan sesuai kehendak Bapanya (Allah). Saya minta biarlah Yesus yang menjawabnya. Simak sabda Yesus dalam Injil Matius 7:21 sbb : “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Berdasarkan sabda Yesus tersebut, jelas bahwa yang selamat itu yaitu mereka yang melakukan sesuai kehendak Bapanya (Allah), bukan kehendak pendeta atau hanya kata orang.
Ardhi : Bagaimana jika mereka tidak melakukan sesuai kehendak Bapanya Yesus (Allah) apakah mereka akan selamat?
Mualaf : Sekali lagi saya mintakan biarlah Yesus yang menjawabnya. Simak kata Yesus menurut Matius 7:22-23 : (22) “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan, Bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku (Yesus) akan berterus terang kepada mereka & berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Ardhi : Berarti nantinya mereka akan diusir Yesus. Kalau begitu kesimpulannya, tidak semua agama benar & menyelamatkan, apakah benar pendapatku ini pak?
Mualaf : Ya benar. Yang benar itu hanya satu, yaitu ‘Islam’. Ketahuilah Yesus itu ‘muslim’ seumur hidup Yesus tidak pernah beragama Kristen. Mau tau?
(Bersambung)