BaitulMaqdis.com — Papua wilayah timur Indonesia yang selama ini terkenal dengan keramahan masyarakatnya, telah berubah menjadi wilayah intoleransi. Belum lepas dari ingatan kasus pembakaran masjid di Tolikara pada saat idul fitri, dilanjutkan dengan pembakaran pondok pesantren di Jayapura, kini muncul kembali intoleransi pada minoritas muslim di Andai, Manokwari Papua Barat.
Pada tanggal 19 September 2015, sekelompok orang melakukan demontrasi atas pembangunan masjid Rahmatan Lil Alamin di Andai Manokwari Papua Barat, dan melayangkan surat penolakan pada pendirian Masjid tersebut. (Baca : Intoleransi Kristen, Pendirian Masjid Dihalangi di Papua dan juga Video Penolakan Pendirian Masjid Di Papua Oleh Segerombolan Kristen)
Informasi yang telah diterima redaksi bahwa pemukiman yang cukup memenuhi syarat dalam SKB 3 Menteri dan segala peruntukan dalam mengajukan izin sudah dipenuhi oleh Pengurus Masjid Rahmatan Lil Alamin. Namun usaha melalui usaha periinan masih dipermasalahkan oleh kelompok yang mengatas namakan mayoritas dan kearifan lokal.
Pendirian Masjid Rahmatan lil alamin yang telah rampung 80% dengan lahan serta dana pribadi kini dihadapkan sejumlah masalah dengan isu adanya demo besar besaran penolakan pendiriannya dikarenakan Manokwari sebagai Kota injil dan demo atas pembakaran gereja Liar di Singkil Aceh.
Sungguh miris melihat kondisi intoleransi yang dibangun atas nama mayoritas dan kearifan lokal. Hingga berita ini diturunkan Ustad Amir Habie yang menjadi pengurus pendirian masjid tersebut , sangat mengharap upaya hukum dan dukungan moril dalam penyelesaian masalah ini.
(Sumber: KilasIslam.com)