Seorang muslim mengimani bahwa seorang nabi yang ummi (buta huruf), Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib Al-Hasyimi Al-Qurasyi Al-Arabi, keturunan dari Ismail bin Ibrahim adalah hamba dan utusan Allah untuk seluruh manusia, baik yang berkulit hitam maupun putih. Dengan kenabian Muhammad, Allah telah menutup nubuwwah (diutusnya seorang nabi). Dan dengan kerasulan beliau, Allah menutup kerasulan (diutusnya seorang rasul). Tidak ada lagi nabi dan rasul sepeninggal beliau. Allah Ta’ala telah menguatkan beliau dengan banyak mukjizat, dan mengutamakan beliau atas seluruh nabi, sebagaimana Dia telah mengutamakan umatnya atas seluruh umat yang lain. Allah mewajibkan agar beliau dicintai, ditaati, serta senantiasa diteladani. Allah juga telah memberikan kepada beliau kekhususan yang tidak diberikan kepada seorang pun selain beliau, di antaranya adalah hak memberi syafaat, nikmat yang banyak, telaga, dan tempat yang terpuji. Hal ini berdasarkan dalil-dalil naqli dan aqli.
Dalil-Dalil Naqli
Pertama, kesaksian Allah dan para malaikat terhadap wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah dalam firman Allah:
“Tetapi Allah menjadi saksi atas (Al-Qur’an) yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad) Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.” (Qs. An-Nisa: 166)
Kedua, pemberitahuan dari Allah mengenai keumuman risalah Muhammad. Termasuk kenabian beliau yang terakhir, kewajiban taat dan mencintai beliau, serta keberadaan beliau sebagai penutup para nabi. Allah Ta’aala berfirman:
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad) кepadamu dengan (membawa) кebenaran dari Rabbmu, maka berimanlah (kepadanya), itu lebih baik bagimu.” (Qs. An-Nisa’: 170)
“Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan (syariat кami) kepadamu кetika terputus (pengiriman)rasul-rasul , agar kamu tidak mengatakan, Tidak ada yang datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.”(Qs. Al-Maidah: 19)
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (Qs. Al-Anbiya’: 107)
“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari кalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan кepada mereka Kitab dan Hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya, mereкa benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Jumu’ah: 2)
“Muhammad adalah utusan Allah.” (Qs. Al-Fath: 29)
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) кepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan Manusia).” (Qs. Al-Furqan: 1)
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Ahzab: 40)
“Saat (hari Kiamat) semakin dekat dan bulan terbelah.” (Qs. Al-Qamar: 1)
“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” (Qs. Al-Kautsar: 1)
“Dan sungguh, kelak Rabbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” (Qs. Adh-Dhuha: 5)
“Mudah-mudahan Rabbmu mengangkatmu кe tempat yang terpuji.” (Qs. Al-Isra’: 79)
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad)” (Qs. An-Nisa’: 59)
“Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara- saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya’.” (Qs. At-Taubah: 24)
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. “(Qs. Ali-Imran: 110)
“Dan demikianlah pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (Qs. Al-Baqarah: 143)
“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’. (Qs. Ali-Imran: 31)
Ketiga, pemberitahuan dari Rasululah mengenai kenabian beliau kenabian beliau adalah yang terakhir, kewajiban menaatinya dan keumuman risalah kerasulannya. Rasulullah bersabda:
“Aku adalah seorang nabi, yang tidak berbohong. Aku adalah anak dari Abdul Muthallib.” (Hr. Bukhari)
“Aku adalah hamba Allah dan penutup para nabi. Dan Adam dahulu tergeletak di atas bumi (pada penciptaannya).” (Hr. Ahmad)
“Perumpamaanku dan perumpamaan para nabi sebelumku adalah sebagaimana seorang yang telah membangun sebuah rumah. la sudah memperbagus dan memperindah rumah tersebut kecuali tempat untuk satu batu bata. Lalu orang-orang berkeliling disekitar rumah tersebut dan merasa takjub dengan mengatakan, ‘Ah, mengapa di sini tidak diletakkan batu bata?’ Maka akulah batu bata tersebut, dan akulah penutup para nabi’.” (Hr. Bukhari)
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orangtuanya, dan segenap manusia.” (Hr. Bukhari)
“Kalian semua akan masuk ke dalam surga, кecuali orang yang enggan.”Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan itu, Wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Barang siapa menaatiku, maka ia akan masuk surga, dan barang siapa bermaksiat kepadaku, maka ia telah enggan (masuk surga).” (Hr. Bukhari)
“Risalah dan nubuwwah telah terputus, sehingga tidak ada lagi rasul dan nabi sepeninggalku.” (Hr. At Tirmidzi dan Ahmad)
“Aku telah diutamakan atas para nabi lainnya dengan enam hal; aku telah diberi jawami’ul kalim, aku ditolong dengan digentarkannya musuh, dihalalkan untukku ghanimah, dijadikan untukku bumi sebagai masjid dan sarana bersuci, aku diutus untuk seluruh makhluk, dan nubuwwah ditutup dengan kenabianku.” (Hr. Muslim & At Tirmidzi)
“Barang siapa menaatiku, maka ia telah menaati Allah. Barang siapa bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat kepada Allah. Barang siapa menaati pemimpin pilihanku, maka ia telah menaatiku. Dan barang siapa bermaksiat кepada pemimpin pilihanku, maka ia telah bermaksiat кepadaku.” (Hr. Bukhari)
“Surga telah diharamkan untuk seluruh nabi, sampai aku memasukinya, dan diharamkan pula untuk seluruh umat manusia sampai umatku memasukinya.” (Hr. Ad Daruquthni)
“Jika hari Kiamat telah tiba, aku akan menjadi imam para nabi dan menjadi juru bicara mereka, serta pemilik syafaat mereka, tanpa adanya kesombongan.” (Hr. At Tirmidzi)
“Aku adalah tuannya seluruh anak Adam pada hari Kiamat kelak, dan yang pertama dibangkitkan dari kubur pada hari Kiamat, serta orang pertama yang memberi syafaat dan orang pertama yang diizinkan untuk memberikan syafaat.” (Hr. Muslim)
Keempat, kesaksian Taurat dan Injil mengenai bi’tsah, risalah, dan nubuwwah Muhammad, serta berita gembira dari Musa dan Isa ‘alaihimus sholaatu was salaam mengenai hal itu. Allah Ta’ala berfirman mengenai Isa:
“Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata, Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, Ini adalah sihir yang nyata’.” (Qs. Ash-Shaff: 6)
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka.” (Qs. Al-A’raf: 157)
Dalam kitab Taurat disebutkan, “Kelak Aku akan mengirimkan utusan kepada mereka seorang nabi sepertimu dari kalangan saudara-saudara mereka dan menjadikan firman-Ku ada pada lisannya. Dia akan berbicara kepada mereкa dengan segala sesuatu yang telah Aкu perintahkan кepadanya. Maka, barang siapa yang tidak menaati perkataan yang telah diucapkannya atas nama-Ku, Aku akan menuntut balas dari hal itu.
“Berita gembira yang disebutkan dalam Taurat pada hari ini memberi kesaksian mengenai nubuwwah dan risalah Muhammad, serta kewajiban mengikuti dan menaatinya. Kesaksian ini menjadi hujjah atas orang Yahudi, meski mereka menyelewengkan dan mengingkarinya. Firman Allah, “Kelak aku akan mengirimkan utusan kepada mereka seorang nabi.” Ini tidak diragukan lagi akan menjadi saksi atas nubuwwah dan risalah Muhammad . Sebab, obyek pembicaraan dalam firman ini adalah Musa dan dia adalah seorang nabi dan rasul, sementara orang yang serupa dengannya adalah seorang nabi dan rasul juga.
Firman Allah, “Dari kalangan saudara-saudara mereka.” Ini sangat gamblang menjelaskan, bahwa yang dimaksud adalah Muhammad. Dan firman Allah, “Aku akan menjadikan firman-Ku pada lisannya. “Hal ini tidak berlaku kecuali untuk Nabi Muhammad. Sebab, beliau adalah orang yang membacakan firman Allah dan menjaganya, yaitu Al-Qur’an Al-Karim.
Firman Allah, “Dia akan berbicara kepada mereka dengan segala sesuatu yang Aku perintahkan kepadanya.” Perkataan ini juga menjadi bukti atas kenabian Muhammad. Sebab, Nabi Muhammad telah berbicara mengenai hal-hal gaib yang tidak pernah dibicarakan oleh seorang nabi pun selainnya. Beliau juga telah menyampaikan kejadian-kejadian yang telah terjadi dan yang akan terjadi sampai datangnya hari Kiamat.
Telah disebutkan juga dalam kitab Taurat sebuah nash yang berbunyi, “Wahai para nabi, Aku telah mengutusmu sebagai pemberi berita gembira dan pemberi peringatan, serta tempat perlindungan bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba dan rasul-Ku. Aku memberimu nama Al-mutawakkil, bukan orang yang bersifat keras lagi kasar dan tidak berteriak-teriak di pasar. Ia tidak membalas keburukan dengan keburukan, tapi ia justru memaafkan dan memberi ampunan. Sekali-kali Allah tidak mengambil nyawanya sampai Allah meluruskan jalan hidup yang bengkok melalui perantaraannya, yaitu mereka mau mengatakan, La ilâha illallâh (tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah). ‘Sehingga dengan perantaraan beliau, Allah berkenan membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang tertutup. ”
Disebutkan juga dalam Taurat, “Mereka telah membuat diriku cemburu dengan selain Allah, membuat diriku marah dengan sesembahan- sesembahan mereka yang batil. Sedangkan aku membuat mereka cemburu dengan kaum yang lain. Dan dengan kaum yang jahil, aku membuat mereka marah.”
Firman-Nya, “Dengan kaum yang jahil. Perkataan ini sangat gamblang menjelaskan bahwa maksudnya adalah kaum Arab, karena mereka adalah kaum yang jahil sebelum diutusnya Rasulullah. Sampai-sampai orang Yahudi menyebut orang Arab dengan sebutan kaum yang ummi.
Disebutkan pula dalam kitab Taurat, “Batang kemaluan itu tidak akan lenyap dari Yahudza dan berlalu dari pahanya sampai datang orang yang membawa segala sesuatu dan para umat telah menantikannya.”
Lantas, siapa lagi orang yang dinantikan oleh umat kalau bukan Muhammad?Terutama orang-orang Yahudi, mereka adalah manusia yang paling menantikan kedatangan orang tersebut. Ini berdasarkan pengakuan- pengakuan mereka yang sangat jelas. Namun, sifat dengkilah yang menghalangi mereka untuk mengimani dan mengikuti Nabi Muhammad. Allah berfirman, “Sedangkan sebelumnya, mereka memohon кemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang yang ingkar.” (Qs. Al-Baqarah: 89).
Di dalam kitab Injil, telah disebutkan juga banyak berita gembira sebagaimana berikut:
1. Pada hari-hari itu, Yohanes, sang pembaptis, berseru memberikan berita gembira tentang nubuwwah Nabi Muhammad di hadapan orang-orang Yahudi, dengan mengatakan, “Bertobatlah kalian semua, sebab kerajaan langit telah mendekat.” Ucapannya, “Kerajaan langit telah mendekat” memberikan isyarat akan kehadiran Muhammad, juga mengisyaratkan akan dekatnya masa pengutusan Muhammad. Sebab, beliaulah yang akan menguasai dan menghakimi dengan undang-undang langit.
2. Yohanes juga telah memberi perumpamaan lain untuk mereka dengan mengatakan, “Kerajaan langit itu serupa dengan biji sawi, yang diambil oleh orang-orang dan ditanam di ladang mereka. Biji sawi adalah biji yang terkecil dari seluruh biji yang lainnya. Namun, ketika biji sawi itu tumbuh, ia menjadi sayuran yang paling besar.”
Ungkapan yang terdapat dalam Injil ini merupakan inti dari apa yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Sebab, Allah berfirman, “Dan sifat- sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang- orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).” (Qs. Al-Fath: 29)
Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Nabi Muhammad dan para shahabatnya.
3. “Aku akan beranjak pergi, karena jika aku tidak pergi, Paracletos” tidak akan datang kepada kalian. Jika aku telah pergi, berarti aku telah mengutusnya untuk kalian. Jika ia datang, maka ia akan mencela dunia atas kesalahan-kesalahannya.” Bukankah ungkapan yang terdapat di dalam Injil ini merupakan berita gembira mengenai Muhammad?Siapa lagi Paracletos, kalau bukan Muhammad?Siapa lagi orang yang akan mencela dunia atas kesalahan- kesalahannya, selain beliau?Tatkala beliau diutus, bukankah dunia sedang berenang di dalam lautan kerusakan dan kejahatan, sementara kaum Paganis telah menebarkan tali-talinya (perangkap-perangkapnya) hingga di kalangan Ahli Kitab? Siapakah orang yang datang sesudah diangkatnya Nabi Isa yang berdoa kepada Allah, Rabbnya langit dan bumi, selain hanya Nabi Muhammad?
Dalil-Dalil Aqli
Pertama, apa yang menghalangi Allah untuk mengutus Muhammad sebagai rasul, sedangkan Dia telah mengutus ratusan rasul dan ribuan nabi sebelumnya? Jika memang tidak ada yang menjadi penghalang dari hal itu, baik secara akal maupun syariat, lantas dari sisi apa kerasulan dan kenabian Muhammad untuk seluruh manusia diingkari dan dikufuri?
Kedua, situasi dan kondisi yang ada pada saat diutusnya Muhammad mengharuskan adanya risalah langit dan juga seorang rasul yang akan memperbarui kadar pengetahuan manusia terhadap Sang Pencipta, yaitu Allah subhaanahu wata’aala.
Ketiga, tersebarnya Islam dengan pesat di seluruh penjuru dunia; penerimaan manusia terhadapnya; serta diutamakannya atas agama-agama yang lain merupakan bukti kebenaran nubuwwah Muhammad.
Keempat, kebenaran dan kelayakan prinsip-prinsip yang dibawa Muhammad, serta hasil-hasilnya yang baik lagi diberkahi. Hal tersebut merupakan bukti bahwa prinsip-prinsip tersebut bersumber dari sisi Allah, dan yang membawanya adalah seorang rasul dan nabi-Nya.
Kelima, munculnya mukjizat-mukjizat dan kejadian-kejadian luar biasa dari diri Muhammad, yang mana akal manusia menganggap mustahil jika hal itu datang dari selain seorang nabi dan rasul. Berikut ini adalah beberapa dari mukjizat-mukjizat tersebut, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih yang hampir mutawattir, yang tidak akan didustakan kecuali oleh orang yang lemah atau hilang akalnya. Di antara mukjizat tersebut adalah:
1. Terbelahnya bulan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Dahulu, Walid bin Mughirah dan orang-orang kafir Quraisy yang lain pernah meminta kepada Nabi Muhammad agar mendatangkan satu tanda-mukjizat-yang menjadi bukti akan kebenaran dari pengakuan kenabian dan kerasulan beliau. Maka, terbelahlah bulan menjadi dua bagian; satu bagian di atas sebuah gunung, dan satu bagian lagi di atas gunung yang lain. Lantas Nabi Muhammad berkata kepada mereka, “Saksikan!” Sebagian dari mereka berkata, “Aku telah melihat bulan berada di antara dua celah gunung (gunung Akhsyabain).”Seorang Quraisy bertanya kepada penduduk negeri lain, apakah mereka juga menyaksikan terbelahnya bulan. Maka mereka pun memberitahukan kejadian sebagaimana yang telah mereka lihat. Kemudian turunlah firman Allah, “Saat (hari Kiamat) semakin dekat dan bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat) mereka berpaling dan berkata, ‘(ini adalah) sihir yang terus-menerus’ Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya.” (Qs. Al-Qamar: 1-3).
2. Pada Perang Uhud, bola mata Qatadah terluka sampai matanya menonjol di pipinya. Kemudian Rasulullah mengembalikan matanya ke tempatnya semula, hingga matanya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
3. Pada peristiwa Perang Khaibar, kedua bola mata Ali bin Abi Thalib terkena penyakit radang. Kemudian Rasulullah meludahi kedua matanya. sehingga kedua matanya sembuh seakan tidak pernah mengalami sakit sedikit pun.
4. Pada saat Perang Badar, betis Ibnul Hakam pernah mengalami patah tulang. Lalu Rasulullah meludahi betisnya, seketika itu juga betisnya sembuh dan ia tidak merasakan sakit sedikit pun.
5. Pohon dapat berbicara kepada Rasulullah
Dahulu, seorang Arab badui pernah berada di dekat beliau. Lalu beliau berkata kepadanya, “Wahai orang badui, mau pergi ke manakah kamu?” Ia menjawab, “Pergi ke keluargaku.” Beliau berkata lagi, “Maukah kamu aku tunjukkan kepada kebaikan?”Ia menjawab, “Apa itu?” Beliau bersabda, “Kamu bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” Badui itu bertanya, “Siapa yang dapat bersaksi kepadamu atas ucapanmu itu?” Beliau menjawab, “Pohon itu.” Beliau menunjuk sebuah pohon yang ada di lembah. Maka pohon itu pun mendatangi beliau dengan membelah tanah hingga ia berdiri di hadapan beliau. Lalu Rasulullah meminta pohon tersebut untuk memberi kesaksian sebanyak tiga kali. Dan pohon tersebut pun memberikan kesaksian seperti yang diucapkan oleh Rasulullah. (Hr. Ad Darimi)
6. Rasa rindu dan tangisan batang pohon kurma untuk Rasulullah dengan suara yang terdengar oleh seluruh orang yang ada di dalam masjid Nabawi. Hal itu terjadi ketika batang pohon kurma tersebut ditinggalkan oleh beliau setelah sebelumnya dijadikan sebagai mimbar oleh beliau untuk berkhotbah. Setelah beliau dibuatkan mimbar baru dan tidak lagi naik ke atas batang pohon kurma, batang itu pun menangis lantaran rasa rindu dan kangen kepada beliau. Suara tangisannya itu terdengar seperti lenguhan onta yang sedang mengandung, dan tidak berhenti hingga Rasulullah datang kemudian meletakkan tangannya pada batang pohon tersebut. Akhirnya batang pohon kurma itu diam.
7. Doa Rasulullah atas kerajaan Kisra, agar kerajaan tersebut tercabik-cabik. Lalu kerajaan Kisra pun tercabik-cabik.
8. Doa Rasulullah untuk Ibnu Abbas, agar ia menjadi orang yang paham terhadap agama. Lalu terbukti bahwa Ibnu Abbas menjadi seorang ulama dari umat ini.
9. Dengan doa Rasulullah makanan menjadi banyak. Sehingga, sebanyak delapan puluh orang lebih bisa makan hanya dari satu mud gandum.
10. Dengan doa Rasulullah, air menjadi berlimpah. Dahulu, pada Hari Hudaibiyyah, para sahabat merasakan dahaga yang sangat. Sedangkan di hadapan Rasulullah hanya ada air sebejana kulit yang hendak beliau gunakan untuk berwudhu, dan orang-orang pun mendekat kepadanya. Para sahabat berkata, “Kami tidak memiliki air, kecuali air yang ada di dalam bejana kulit Anda.” Maka Rasulullah pun memasukkan tangannya pada bejana kulit tersebut, dan tiba-tiba memancarlah air dari sela-sela jarinya laksana mata air. Kemudian para sahabat minum dan berwudhu dengan air itu. Padahal jumlah mereka sebanyak seribu lima ratus orang.
11. Isra dan mi’rajnya Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Lalu diteruskan ke langit yang tinggi hingga Sidratul Muntaha. Sesudah itu kembali lagi ke tempat tidurnya, dan beliau tidak tidur
12. Al-Qur’an Al-Karim merupakan kitab yang berisikan berita dan kabar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah kita, serta berisi hukum yang berlaku di antara kita.
Di dalam Al-Qur’an juga terdapat petunjuk dan cahaya. Al-Qur’an merupakan mukjizat teragung dan merupakan tanda-tanda kenabian yang kekal; berlaku sepanjang masa dan seluruh zaman. Al-Qur’an dijadikan bukti atas kebenaran kenabian beliau serta hujjah yang kuat atas makhluk sampai Allah mewariskan bumi ini.Al-Qur’an merupakan mukjizat dan bukti paling agung yang telah diberikan Allah kepada Nabi kita, Muhammad. Mengenai hal ini, Rasulullah bersabda:
“Tidak ada seorang nabi pun, melainkan telah diberi mukjizat yang semisalnya dan akan dimani oleh para manusia. Sedangkan mukjizat yang telah diberikan kepadaku merupakan wahyu yang Allah wahyukan kepadaku. Maka aku berharap menjadi nabi yang pengikutnya paling banyak pada hari Kiamat kelak.”
wallaahu a’lam
Sumber : Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy