Pria Keturunan Tionghoa yang kini berdomsili di Utara Jakarta menceritakan kisahnya yang cukup unik.
berawal beragama Khonghucu dan bersekolah di banyak agama yang berbeda. Di SD Kristen, SMP Katholik, SMA Konghucu sesuai apa yang di yakini. Tapi tetap ia kesulitan dalam pengambilan nilai mata pelajaran agama.
Sebab Khonghucu belum di jadikan agama yang diakui negara pada saat itu.
Bantuan teman-teman sekolahnya membuat kemudahan ia dalam mengambil nilai, dari belajar agama kristen dan juga agama Islam, inilah cikal bakal perjalanan hidupnya semakin berwarna dan menemukan dimana cahaya untuk menerangi perjalanannya.
Ia merasa agak berbeda dengan Islam ini, sebab ia tidak familiar akan agama yang satu ini. Tidak seperti yang lain yang ia temukan sedari kecil.
Pergulatan hati itu makin terasa ketika ia mulai membaca buku-buku Islam. Ia menemukan literasi baru bahwa konsep keTuhanan dalam Islam ini unik sekali. Tidak ada intervensi lain dari Tuhan-tuhan yang juga memiliki kuasa ketika mengatur urusan ketika lebih dari satu. Petunjuk tentang ketuhanan dalam Islam memantapkan hatinya tentang, kebenaran, tetapi itu juga belum cukup untuk membuatnya masuk Islam. Selain keluarga, dirinya yang masih berstatus anak SMA juga menjadi alasannya.
Memang betul sahabat, salah satu pertimbangan seorang memilih Islam sebagai agama adalah keluarga, sebab tidak mudah dan lebih banyak pertentangan terkait ini. apalagi beliau keturunan Tionghoa yang dimana isu terkait Islam cukup terdengar tidak elok. Radikal, Teroris, mau menang sendiri, kumuh, miskin dan segudang cap buruk lain.
Memilih Islam sebagai pilihan hidup adalah sebuah opsi terbaik bagi kita yang memahami namun konsekuensi terhadapnya adalah sebuah keniscayaan yang tidak banyak orang yang mampu melewatinya kecuali mereka yang Allah rahmati.
yuk saksikan cerita lengkap beliau bagaimana akhirnya berani memilih Islam atau apa alasannya?