BaitulMaqdis.com — Diterjemahkan dari artikel yang ditulis Dr. Laurence Brown dari leveltruth.com
Dari semua misteri dalam Kekristenan, tidak ada yang dapat menandingi konsep penyaliban Yesus Kristus dan penebusan dosa. Bahkan, orang-orang Kristen menyandarkan keselamatan mereka pada prinsip keimanan ini. Dan jika memang penyaliban benar-benar terjadi, bukankah ini sebuah kabar gembira karena dosa kita semua telah ditebus untuk memperoleh keselamatan di akhirat?
Ya, apabila penyaliban benar-benar terjadi.
Saya tidak tahu bagaimana menurut Anda, tapi konsep Yesus Kristus yang telah menebus dosa umat manusia tampak seperti kabar gembira bagi saya. Maksud saya, jika seseorang telah menebus semua dosa-dosa kita, dan kita bisa masuk surga hanya berdasarkan konsep itu, bukankah hal ini adalah sesuatu yang amat menggembirakan?
Ya, apabila penyaliban memang benar-benar terjadi.
Di sisi lain, umat Muslim meyakini bahwa Yesus Kristus tidak disalib. Jika kita membaca Quran, kita menemukan ayat yang menegaskan hal ini:
“Dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Kristus, Yesus putra Maria, rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Yesus bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Yesus, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Yesus.” (Qur’an 4: 157)
Jadi mari kita analisis hal ini. Kita diberitahu bahwa Yesus Kristus disalibkan. Tapi lagi-lagi, kita telah mendengar berbagai kisah yang di kemudian hari terbukti diragukan kebenarannya atau bahkan sepenuhnya kebohongan belaka, sehingga kita harus mengecek fakta-fakta yang ada agar menjadi semakin yakin. Kesimpulannya adalah: Apakah penyaliban Yesus Kristus benar-benar terjadi?
Jadi mari kita periksa para saksi dari penyaliban. Mari kita tanyakan para penulis Bibel.
Umm, ada satu masalah disini. Kita tidak tahu siapa saja penulis dari Bibel. Ini adalah misteri yang jarang diketahui umat Kristen (sungguh, sangat-sangat jarang ada yang tahu). Faktanya adalah keempat Gospel dalam Perjanjian Baru (Markus, Matius, Yohanes, Lukas) bersifat anonim. [i] Tidak ada yang tahu siapa yang menulis keempat Gospel tersebut. Graham Stanton mengatakan, “Gospel, tidak seperti kebanyakan tulisan Graeco-Romawi, bersifat anonim. Nama pengarang yang sering kita dengar (‘Gospel menurut Markus, Gospel Menurut Yohanes, dsb’) bukanlah bagian dari naskah yang orisinil, karena mereka baru ditambahkan pada awal abad kedua. “[Ii]
Ditambahkan pada abad kedua? Oleh siapa? Percaya atau tidak, juga tidak diketahui siapa yang melakukannya.
Tapi mari kita lupakan semua itu. Lagipula, keempat Gospel adalah bagian dari Bibel, jadi kita harus menghormatinya sebagai kitab suci, benar kan?
Benar kan?
Tapi, kenyataannya tidak. Lebih jauh, The Interpreter’s Dictionary of the Bible menulis, “Tidak ada satu kalimat pun dalam Perjanjian Baru di mana antara manuskrip yang satu dengan manuskrip lainnya yang sepenuhnya sama.” [Iii] Ditambah lagi Bart D. Ehrman, menulis sesuatu yang dikenal luas “Ada lebih banyak perbedaan dalam manuskrip-manuskrip Bibel daripada banyaknya kata-kata dalam Perjanjian Baru.” [iv]
Wow! Sulit untuk dibayangkan. Di satu sisi, dalam Perjanjian Baru, ada Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang bercerita kepada kita. . . Oh, maafkan saya. Maksud saya, di Perjanjian Baru ada Penulis Tak Dikenal, Penulis Tak Dikenal, Penulis Tak Dikenal dan Penulis Tak Dikenal yang bercerita kepada kita. . . Lalu apa yang mereka ceritakan pada kita? Bahkan cerita mereka saling bertentangan tentang apa yang Yesus kenakan, minum, lakukan, dan katakan. Jika kita melakukan analisis, Matius 27:28 memberitahu kita bahwa tentara Romawi memberikan Yesus jubah merah. Yohanes 19: 2 mengatakan bahwa warnanya ungu. Matius 27:34 mengatakan orang Romawi memberi Yesus anggur asam bercampur empedu. Markus 15:23 mengatakan anggurnya dicampur dengan mur. Markus 15:25 mengatakan Yesus disalibkan sebelum jam sembilan, tetapi Yohanes 19: 14-15 berkata “jam dua belas.” Lukas 23:46 mengatakan kata-kata terakhir Yesus adalah “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” tapi Yohanes 19:30 mengatakan “Sudah selesai!”
Sekarang, tunggu sebentar. Pengikut Yesus yang sejati pastinya memperhatikan setiap kata-kata yang diucapkan Yesus. Di sisi lain, Markus 14:50 mengatakan bahwa semua murid Yesus melarikan diri ke taman Getsemani. Tapi baiklah, beberapa orang, meskipun bukan murid Yesus, tapi beberapa orang (yang tidak dikenal, tentu saja) – memperhatikan setiap katanya, berharap untuk mendengarkan kata-kata terakhir Yesus yang bijaksana, namun mereka mendengar. . . hal yang berbeda? Sukar dipercaya!
Percaya atau tidak, setelah peristiwa penyaliban, kisah dalam Bibel semakin tidak konsisten.
Setelah Yesus diduga mengalami kebangkitan, kita tidak menemukan satu pun kisah dalam keempat Bibel (Matius 28, Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20) yang sama. Sebagai contoh:
Siapa yang pergi ke makam Yesus?
Matius: “Maria Magdalena dan Maria yang lain”
Markus: “Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome”
Lukas: “Para wanita yang datang bersama Yesus dari Galilea” dan “perempuan yang lain”
Yohanes: “Maria Magdalena”
Mengapa mereka pergi ke makam?
Matius: “Untuk melihat makam”
Markus: Mereka “membawa rempah-rempah untuk mengurapi Yesus”
Lukas: Mereka “membawa rempah-rempah”
Yohanes: tidak ada alasan yang diberikan
Apakah ada gempa bumi (tentu saja gempa bumi adalah seuatu yang tidak akan dilupakan orang-orang yang berada di makam Yesus)?
Matius: Ya
Markus: tidak disebutkan
Lukas: tidak disebutkan
Yohanes: tidak disebutkan
Apakah ada malaikat yang turun? (Ayolah! Ada malaikat! Apakah kita harus percaya bahwa tiga penulis Bibel lainnya entah bagaimana lupa menuliskan turunnya malakat?)
Matius: Ya
Markus: tidak disebutkan
Lukas: tidak disebutkan
Yohanes: tidak disebutkan
Siapa yang menggeser batu dari makam Yesus?
Matius: Malaikat (Dimana tiga penulis Bibel lainnya tidak menyebutkan adanya malaikat sebelumnya)
Markus: tidak diketahui
Lukas: tidak diketahui
Yohanes: tidak diketahui
Siapa yang berada di makam?
Matius: “malaikat”
Markus: “seorang pemuda”
Lukas: “dua orang pria”
Yohanes: “dua malaikat”
Dimana posisi mereka?
Matius: Malaikat itu duduk di atas batu, di luar makam.
Markus: Pemuda itu duduk di dalam makam, “duduk di sisi kanan.”
Lukas: Kedua pria itu berada di dalam makam.
Yohanes: Dua malaikat itu duduk, yang satu di bagian kepala dan satunya lagi di bagian kaki, di mana tubuh Yesus terbaring.”
Oleh siapa dan dimana Yesus pertama kali terlihat?
Matius: Maria Magdalena dan “Maria lainnya,” ketika berada di jalan untuk memberitahu para murid.
Markus: Maria Magdalena saja, tidak disebutkan di mana.
Lukas: Dua muridnya, dalam perjalanan ke sebuah kampung bernama Emaus, yang sekitar tujuh mil jauhnya dari Yerusalem.
Yohanes: Maria Magdalena, di luar makam.
Jadi bagaimana mungkin hal ini tidak membuat kita bingung dan bertanya-tanya, siapakah yang menulis Bibel dan bagaimana kita bisa mempercayai kebenaran kisah-kisah yang ada di dalamnya?
Catatan Kaki
[i] Ehrman, Bart D. Lost Christianities. p. 3, 235. Also, see Ehrman, Bart D. The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings. hal. 49.
[ii] Stanton, Graham N. 1989. The Gospels and Jesus. Oxford University Press. hal. 19.
[iii] Buttrick, George Arthur (Ed.). 1962 (1996 Print). The Interpreter’s Dictionary of the Bible. Volume 4. Nashville: Abingdon Press. hal. 594–595 (Under Text, NT).
[iv] Ehrman, Bart D. The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings. 2004. Oxford University Press. hal. 12.
[SUMBER: lampuislam.org]