BaitulMaqdis.com – Toleransi ‘kebablasan’ dan sangat tidak elok dilihat dengan kacamata aqidah Islam sering terjadi. Satu contoh adalah apa yang terjadi di lereng gunung Sindoro, tepatnya di Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. ( Lihat contoh lain, baca : TIDAK PAHAM TOLERANSI, MAHASISWA IAIN DI JAWA TENGAH IKUT MISA DI GEREJA. )
Di tempat yang sejuk dan mayoritas muslim ini telah terjalin kisah toleransi ‘kebablasan’ oleh seorang ibu Erna Astutik yang beragama Kristen tetapi mengabdikan hidupnya menjadi ‘Ustadzah’ dan mengajari anak-anak Muslim di kampungnya mengaji.
Seperti yang ditulis ahlulbaitindonesia.org yang kemudian dirilis kembali oleh sayangi.com, kisah ini berawal dari keprihatinan Bunda Erna terhadap tidak adanya lembaga pendidikan agama untuk anak-anak Muslim di kampungnya pada tahun 2010. Lalu dia mengusulkan kepada Lurah waktu itu, Isnaini, agar di Bejiarum dibangun lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Tempat Pembelajaran al-Qur’an (TPQ). Usulan ini dikabulkan oleh Lurah Isnaini. Bunda Erna, demikian ia dipanggil di kampungnya, diberi tempat di samping lapangan sepak bola, dan didirikanlah PAUD dengan nama Al-Fabet di tempat itu.
Hingga saat ini, PAUD & TPQ Al-Fabet yang dibina oleh Bunda Erna telah mampu menampung 90 siswa. Al-Fabet, penuh dengan kegiatan belajar-mengajar. Pagi jam 07.00 WIB-12.00 WIB, digunakan untuk PAUD, sore jam 04.00-06.00 WIB, digunakan untuk kelas pembelajaran al-Qur’an, dan ba’da Maghrib, khusus ngaji bagi remaja kampung.
Bunda Erna adalah satu-satunya ‘Ustadzah’ beragama Nasrani di TPQ Al-Fabet. Selain Bunda Erna, ada 3 Ustadzah yang juga mengajar di TPQ, Ustadzah Farah, Ustadzah Nani, dan Ustadzah Mitri. Juga beberapa remaja SMA yang juga menjadi pengajar sukarelawan anak-anak kampung, meski tidak rutin. Tak hanya dari Bejiarum, anak-anak dari kampung sebelah pun dipercaya oleh orangtua mereka belajar ilmu agama Islam di TPQ ini.
Saat ditanya kenapa terpanggil mengajar ngaji anak-anak Muslim di kampungnya, Bunda Erna menceritakan, ia terinspirasi mertuanya, Pak Slamet. Pak Slamet adalah tokoh masyarakat beragama Nasrani yang dikenal masyarakat memiliki jiwa sosial yang kuat. Karena itulah, meski ia Nasrani, ia dipercaya warga kampung yang mayoritas Muslim sebagai Kepala Pengurus Masjid di Bejiarum.
Warga di kampung Bejiarum sangat mencintai dan mengapresiasi perjuangan Bunda Erna dan Ustadzah-Ustadzah lain mendidik putra-putri mereka. Suparman, Kaur Kesra Desa Bejiarum pun mengamini hal ini dan menegaskan bahwa sebenarnya dari dulu, indahnya toleransi dalam kebhinekaan ini merupakan karakter khas bangsa Indonesia. Inilah salah satu pilar NKRI yang harus senantiasa kita jaga. (selesai tulisan dari sayangi.com)
Info ini dirilis oleh sayangi.com + 2 tahun yang lalu tepatnya pada Jum’at, 06 Desember 2013 11:08. Terlepas benar dan tidaknya informasi ini. Info semacam ini menjadi cambuk sekaligus tamparan keras bagi umat Islam yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Agamanya.
Pasti dibenak kita, timbul banyak pertanyaan, kenapa bisa orang kristen menjadi guru ngaji? tidak adakah orang Islam disana yang bisa dan mau mengajar mengaji? kenapa orang kristen dibiarkan dan diberikan ruang untuk mengajari ‘sesuatu’ ke anak-anak didik muslim? Apakah ada motiv dibalik itu semua? Apa yang diajarkan orang kristen itu kepada anak-anak TPA itu? dan masih banyak lagi tanda tanya dibenak kita masing-masing. Kenapa dan Kenapa?.
Dalam Islam memang tidak dilarang untuk berguru ilmu duniawi pada orang kafir. Tapi harus diingat bahwa Islam dengan tegas melarang umat Islam untuk mengakui atau menganggap benar keyakinan salah yang diyakini benar orang kafir.
Umat Islam juga harus waspada dan menolak segala bentuk ajakan Non Muslim untuk walau hanya sekedar mengakui dan bertoleransi KEYAKINAN kepada orang Non Muslim / Kafir. Jangan sampai seorang muslim memaklumi keyakinan salah non muslim karena telah ia telah menjadi gurunya.
Karena Allah berfirman :
“Selama-lamanya orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho sehingga kalian mengikuti agama mereka..” ( Qs.Al-Baqoroh:120)
Apakah anda lebih percaya kepada manusia dari pada percaya kepada Allah Sang Pencipta manusia?
Dan dalam kitab Bible ‘kitab suci’ mereka juga dikatakan :
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20)
Seringkali juga misionaris kristen memakai cara-cara licik untuk mensukseskan misi mereka memurtadkan umat Islam. Kelicikan mereka tergambar dalam ayat Bible dibawah ini:
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16)
Ayat Bible inilah yang dijadikan dalil oleh umat kristen untuk mengkristeskan semua orang tak terkecuali umat Islam.
Karenanya katakan kepada mereka, Lakum Diinukum Waliyadiin, Bagi kalian agama kalian, bagi kami agama kami. (Alkuin/BaitulMaqdis.com)