Mendekati perayaan natalan umat kristiani, bertubi-tubi umat Islam mendapatkan acaman dari mulai pendangkalan aqidah hingga kristenisasi secara terang-terangan. Secara pasti, tidak diketahui maksud dan tujuan mereka. Namun berabad-abad yang lalu Allah telah mengabadikan sekaligus menjadi peringatan bagi kita semua lewat ayat berikut ini :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” ( Qs. Al-Baqoroh : 120)
Tidak kalah nyata dari firman Allah yang tegas itu, prediksi para mantan misionaris Ust. Bearnad Abdul Jabar bahwa tahun 2020 adalah tahun keemasan untuk mendapatkan hasil maksimal dari upaya kristenisasi yang selama ini dilakukan. (kiblat.net)
Maka tidak mengherankan jika saat ini sangat terlihat jelas upaya misionaris untuk meningkatkan level ‘dakwah kristen’ mereka menjadi lebih masif hingga terlihat seperti supir angkot kejar setoran. Seperti yang terjadi kasus akhir-akhir ini. ( Baca : Video Kristenisasi Di Car Free Day Bundaran HI Jakarta dan di Solo, Warga Sentul Bogor Ditipu Misionaris Untuk Dikristenkan Di Monas. dan Video Kristenisasi berkedok Islami.
Dan belum lama ini, masyarakat muslim di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Bireun dihebohkan dengan aksi beberapa orang yang membagi-bagikan buku bermuatan menghina ajaran Islam dan Nabi Muhammad.
Sebagaimana diberitakan atjehpost.co, Ketua DPW Nahdhatul Ulama Aceh Teungku Faisal Ali mengatakan bahwa Buku-buku tersebut diedarkan pada tengah malam, dengan cara diletakkan di warung kopi, teras rumah, serta dititipkan di lembaga pengajian dayah.
“Mereka membagi-bagikan buku tersebut di kios-kios. Kemudian pergi. Ada juga yang menggunakan sepeda motor,” ujar pria yang akrab disapa Lem Faisal ini.
Buku pendangkalan akidah yang menghebohkan masyarakat Aceh itu di antaranya berjudul “Yesus, Muhammad, dan Saya”, serta “Sebutir Intan di Penghujung Al-Quran: Menangkal Serangan Syaitan” dan ada satu lagi yang inti isi semua kitab itu adalah mengajak kristenisasi dan upaya pemurtadan siapa yang membacanya.
Faisal Ali juga mencontohkan isi buku yang mengarah pendangkalan aqidah seperti disebutkan bahwa bahwa Alquran itu telah memutarbalikkan kitab. Kemudian disebutkan juga bahwa Nabi Muhammad menikah sebanyak 20 kali.
Beliau juga menganggap bahwa ini adalah upaya pemurtadan dan kristenisasi yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Kepada atjehpost.co pada rabu 03/12/2014 kemaren Lem Faisal meminta kepolisian agar menindak tegas kasus ini.
Dan alhamdulillah, sebagaimana diberitakan di merdeka.com saat ini buku-buku yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang mengarah pendangkalan aqidah sudah disita oleh Polres kabupaten setempat. Buku tersebut sebagai barang bukti untuk melanjutkan proses penyelidikan untuk mengetahui siapa penyebar dan pelaku utamanya di Aceh.
“Kita telah memeriksa beberapa saksi yang mendapatkan buku itu dan kita telah meminta keterangan mereka,” kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo saat dikonfirmasi, Kamis (4/12) di Banda Aceh.( Alkuin/BaitulMaqdis.com)