Mukjizat Al-Qur’an dalam Menjelaskan Komunikasi Semut
Al-Qur’an menunjukkan, ketika menceritakan kembali (seperti) kehidupan Nabi Sulaiman, bahwa semut memiliki sistem komunikasi:
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”; (QS. 27:18)
Penelitian ilmiah tentang semut telah mengungkapkan bahwa hewan-hewan kecil memiliki kehidupan sosial yang sangat terorganisir, mereka juga memiliki jaringan komunikasi yang sangat kompleks. Misalnya, laporan National Geographic bahwa:
Besar dan kecil, semut di kepalanya terdapat beberapa alat indera untuk menangkap sinyal kimia dan visual yang penting dalam koloni yang mungkin berisi satu juta atau lebih pekerja, yang semuanya perempuan. Otak berisi setengah juta sel saraf, memiliki mata majemuk, antena sebagai hidung dan ujung jari. Proyeksi di bawah mulut berfungsi sebagai perasa; sedangkan rambut merespon sentuhan.159
Semut menggunakan berbagai metode untuk berkomunikasi, berkat sensor yang sangat sensitif yang dimiliki semut. Mereka menggunakan organ-organ ini setiap saat, dari menemukan mangsa atau mengikuti satu sama lain, dan membangun sarang untuk berperang. Dalam 2-3 mm tubuh mereka terdapat 500.000 sel saraf,
Semut pada umumnya berkomunikasi pada tingkat kimia. Dalam komunikasi, dikenal senyawa feromon, yaitu senyawa kimia yang dirasakan oleh bau dan disekresikan oleh kelenjar internal. Selain itu, senyawa tersebut memainkan peran paling penting dalam mengatur koloni semut. Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lainnya menerimanya melalui bau atau rasa lalu meresponnya. Penelitian tentang feromon semut telah membuktikan bahwa semua sinyal yang dipancarkan sesuai dengan kebutuhan koloni. Selain itu, intensitas feromon yang dipancarkan juga bervariasi sesuai dengan urgensi situasi di hand.161
Sebagaimana telah kita lihat, semut membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kimia untuk melakukan apa yang mereka lakukan. Fakta bahwa Al Qur’an menekankan fakta ini 1.400 tahun yang lalu, saat tidak ada pengetahuan seperti tentang semut, adalah salah satu dari keajaiban ilmiah.