Shalat Id (Hari Raya)
Shalat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, merupakan sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Shalat ini menjadi simbol kebersamaan, rasa syukur, dan pengagungan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.
Jumlah Rakaat dan Tata Cara Shalat Id
Shalat Id dikerjakan sebanyak dua rakaat. Tidak ada adzan maupun iqamah sebelum pelaksanaannya. Shalat ini biasanya dilaksanakan secara berjamaah di tempat yang luas seperti lapangan, masjid besar, atau tanah lapang agar dapat menampung banyak jamaah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Id
Berikut tata cara pelaksanaan shalat Id secara umum:
Niat Shalat Id, Seorang muslim berniat di dalam hati untuk melaksanakan shalat Idul Fitri atau Idul Adha karena Allah SWT.
Takbiratul Ihram, Imam dan makmum mengangkat tangan dan bertakbir sebagaimana shalat biasa.
Takbir Tambahan pada Rakaat Pertama, Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan enam takbir tambahan, sehingga totalnya ada tujuh kali takbir pada rakaat pertama. Di antara setiap takbir, dianjurkan membaca tasbih, seperti:
“Subhānallāh, walhamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar.”
Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Lain, Setelah takbir, imam membaca surat Al-Fatihah, kemudian disunnahkan membaca surat Al-A‘la atau surat lain yang sesuai.
Rukuk, Sujud, dan Selesai Rakaat Pertama, Shalat dilanjutkan seperti biasa hingga berdiri untuk rakaat kedua.
Takbir Tambahan pada Rakaat Kedua, Setelah berdiri, imam bertakbir lima kali tambahan selain takbir bangkit dari sujud. Di antara takbir juga disunnahkan membaca tasbih sebagaimana pada rakaat pertama.
Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Lain, Pada rakaat kedua, disunnahkan membaca surat Al-Ghāsyiyah atau surat lainnya.
Menyelesaikan Shalat Seperti Biasa, Setelah selesai, imam melanjutkan rukuk, sujud, dan salam sebagaimana dalam shalat biasa.
Khutbah Id, Setelah shalat selesai, imam menyampaikan dua khutbah. Dalam khutbah pertama, disunnahkan bertakbir sembilan kali, dan dalam khutbah kedua tujuh kali. Kedua khutbah ini berisi pesan-pesan keimanan, ketaqwaan, serta ajakan untuk memperbanyak rasa syukur dan amal kebajikan. Dengan tata cara yang penuh makna ini, Shalat Id menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya dan mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim. Melalui Shalat Id, umat Islam diajak untuk memperbanyak takbir, tahmid, dan tasbih sebagai wujud pengagungan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya.
Waktu Shalat Id
Waktu pelaksanaan Shalat Id dimulai setelah matahari terbit setinggi tombak, yaitu sekitar 15–20 menit setelah matahari terbit, dan berakhir menjelang waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Artinya, shalat Id dilakukan pada pagi hari setelah terbitnya matahari, sebelum masuk waktu Zuhur. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Waktu shalat Id dimulai ketika matahari terbit dan berakhir sebelum matahari tergelincir.”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Perbedaan Waktu antara Idul Fitri dan Idul Adha
Meskipun waktunya sama, terdapat perbedaan anjuran dalam hal kecepatanpelaksanaannya antara Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha:
Shalat Idul Fitri
Disunnahkan untuk sedikit diakhirkan, agar umat Islam memiliki waktu untuk menunaikan zakat fitrah terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat. Dengan demikian, kaum muslimin dapat membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum menyambut hari kemenangan.
Shalat Idul Adha
Sebaliknya, disunnahkan untuk disegerakan pelaksanaannya. Hal ini bertujuan agar setelah shalat, umat Islam dapat segera melaksanakan penyembelihan hewan kurban (Waktu pelaksanaan Shalat Id yang singkat mengajarkan umat Islam tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. Ibadah ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi momentum untuk memperbanyak dzikir, memperkuat ukhuwah, dan memperdalam rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim bersiap lebih awal agar dapat melaksanakan Shalat Id tepat pada waktunya dengan penuh kekhusyukan dan kebahagiaan.udhiyah) sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Makna Shalat Id
Makna utama dari Shalat Id adalah ungkapan syukur dan pengagungan kepada Allah SWT.
Pada Idul Fitri, umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berjuang menahan hawa nafsu, lapar, dan dahaga di bulan Ramadan. Hari raya ini menjadi simbol kebersihan jiwa dan kembalinya fitrah manusia. Sedangkan pada Idul Adha, Shalat Id menjadi bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT, meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah-Nya.
Selain itu, Shalat Id juga melambangkan persatuan dan kebersamaan umat Islam. Di hari raya ini, kaum muslimin dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul bersama, berdiri sejajar dalam satu barisan tanpa memandang status sosial, jabatan, atau kekayaan. Semua bersujud kepada Allah SWT dengan hati yang sama, penuh ketulusan dan kebahagiaan.
Hikmah Shalat Id
Pelaksanaan Shalat Id mengandung banyak hikmah yang dapat diambil oleh setiap muslim, di antaranya:
Sebagai Wujud Syukur kepada Allah SWT
Melalui Shalat Id, umat Islam diajak untuk selalu mengingat dan mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan sepanjang tahun, baik nikmat iman, kesehatan, maupun rezeki.
Menumbuhkan Rasa Persaudaraan dan Kebersamaan
Shalat Id dilaksanakan secara berjamaah di lapangan atau masjid yang luas. Hal ini mempertemukan banyak orang, mempererat tali silaturahmi, serta menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian antar sesama.
Meningkatkan Ketaatan dan Keikhlasan
Shalat Id mengajarkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah bukan karena kebiasaan, tetapi karena keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT. Segala bentuk ibadah yang dilakukan semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Sebagai Momen Refleksi Diri
Hari raya bukan hanya waktu untuk bergembira, tetapi juga kesempatan untuk introspeksi diri—mengukur sejauh mana peningkatan iman dan amal setelah menjalani ibadah puasa atau berkurban.
Menumbuhkan Semangat Berbagi
Pada Idul Fitri, umat Islam dianjurkan menunaikan zakat fitrah, sedangkan pada Idul Adha disyariatkan berkurban. Kedua amalan ini menumbuhkan jiwa sosial, saling berbagi dengan sesama, dan membantu mereka yang membutuhkan.
Shalat Id bukan hanya sekadar ibadah tahunan, tetapi sarana pembinaan spiritual dan sosial bagi umat Islam. Melalui ibadah ini, kita diajak untuk memperkuat keimanan, mempererat persaudaraan, dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. Semoga setiap Shalat Id yang kita laksanakan menjadi momentum untuk memperbarui tekad dalam beribadah, berbuat baik, dan menebar kebahagiaan kepada sesama.