Dalam ajaran Islam, kebersihan memiliki tempat yang sangat mulia. Salah satu bentuk kebersihan yang diwajibkan bagi seorang Muslim untuk menghilangkan hadats besar yang timbul dari sebab-sebab tertentu seperti junub, haid, nifas, atau setelah melahirkan.
Mandi wajib atau mandi besar adalah salah satu bentuk bersuci (thaharah) yang sangat penting dalam agama Islam. Meskipun mandi wajib memiliki rukun yang cukup sederhana, Islam juga menganjurkan beberapa sunnah dan adab tertentu agar ibadah tersebut menjadi lebih sempurna dan bernilai tinggi di sisi Allah.
Maka islam mengajarkan tentang rukun – rukun didalam mandi wajib sebagai berikut :
Pertama, Niat maka niat adalah syarat sah dalam ibadah, termasuk dalam mandi besar. Niat adalah ketetapan dalam hati untuk menghilangkan hadats besar dengan mandi. Tidak disyaratkan untuk diucapkan, tetapi cukup dengan tekad dalam hati. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad ﷺ: “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Tanpa niat yang benar, mandi tidak sah untuk mengangkat hadats besar meskipun dilakukan dengan sempurna secara fisik.
Kedua, Menghilangkan najis rukun mandi wajib tidak hanya mencakup niat dan meratakan air ke seluruh tubuh, tetapi juga mewajibkan pembersihan najis yang melekat di badan. Ini karena najis merupakan kotoran yang secara hukum syariat menghalangi kesucian. Maka, selama najis itu belum dibersihkan, seseorang dianggap belum suci, meskipun ia telah mandi dengan menyiram air ke seluruh tubuh.
Menghilangkan najis dari tubuh bukan hanya sekadar kebersihan fisik, melainkan bagian dari kesucian yang dituntut dalam ibadah. Dalam konteks mandi wajib, menghilangkan najis merupakan rukun yang harus dipenuhi, karena tanpa menghilangkannya, mandi seseorang tidak dianggap sah secara syariat. Oleh karena itu, setiap Muslim yang ingin menjaga kesucian diri dan sahnya ibadah harus memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh.
Ketiga, Meratakan air ke seluruh tubuh merupakan salah satu rukun mandi wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Tanpa melaksanakan rukun ini dengan benar, mandi tidak dianggap sah dan seseorang masih dianggap dalam keadaan hadats besar, yang menghalanginya dari ibadah seperti shalat dan lain sebagainya. Meratakan air ke seluruh tubuh berarti menyiram atau menyampaikan air ke seluruh permukaan tubuh, tanpa ada satu bagian pun yang tertinggal, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Setiap bagian luar tubuh, termasuk bagian-bagian tersembunyi seperti lipatan tubuh, bawah ketiak, pusar, belakang telinga, dan sela-sela jari tangan dan kaki harus terkena air.
Bagian tubuh yang tertutup rambut, seperti kulit kepala, juga harus dipastikan terkena air. Oleh sebab itu, menyela-nyela rambut dengan jari-jari tangan termasuk bagian dari pelaksanaan rukun ini, maka Selain rukun yang harus dipenuhi agar mandi wajib sah, terdapat pula amalan-amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Salah satu amalan sunnah tersebut yaitu :
Pertama, Membaca Basmalah Membaca basmalah sebelum mandi wajib merupakan bagian dari sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ. Walaupun tidak wajib, namun pelaksanaannya menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti tata cara bersuci sesuai sunnah. Selain itu, basmalah juga menjadi pembuka yang mendatangkan keberkahan dan menjadikan mandi sebagai ibadah yang sempurna.
Sedangkan kalimat Basmalah adalah ucapan “Bismillahirrahmanirrahim” yang berarti “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Ucapan ini adalah kalimat yang sangat dianjurkan untuk diucapkan sebelum memulai segala bentuk aktivitas yang baik dan bermanfaat, termasuk mandi wajib.
Anjuran membaca basmalah didasarkan pada hadis Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan dalam berbagai kitab, di antaranya: “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka ia terputus (tidak berkah).” (HR. Al-Khatib al-Baghdadi, Hasan) Hadis ini memberikan pemahaman bahwa memulai dengan menyebut nama Allah akan memberikan keberkahan dalam amal perbuatan. Oleh karena itu, dalam mandi wajib sekalipun—meskipun bersifat wajib—disunnahkan untuk memulainya dengan membaca basmalah sebagai bentuk kesempurnaan ibadah dan kesadaran spiritual kepada Allah.
Kedua, Berwudhu Sebelum Mandi maka berwudu sebelum mandi merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ sebagaimana yang tercantum dalam berbagai hadis sahih. Dalam hadis riwayat Aisyah radhiyallahu ‘anha, disebutkan: “Rasulullah ﷺ apabila mandi janabah, beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya, kemudian berwudu sebagaimana wudu untuk salat.”(HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ mendahulukan wudu sebelum mandi, dan perbuatan ini menjadi tuntunan yang dianjurkan bagi umat Islam yang hendak melaksanakan mandi wajib.
Ketiga, Menggosok Badan dengan Tangan Yang dimaksud dengan menggosok badan adalah mengusapkan tangan ke seluruh bagian tubuh ketika menyiram air, baik secara langsung dengan tangan maupun dengan bantuan alat (seperti sabun atau waslap). Tujuannya adalah untuk memastikan air benar-benar mengenai semua permukaan tubuh dan tidak ada bagian yang terlewat.Meskipun bukan syarat sah mandi, menggosok tubuh merupakan bentuk kesempurnaan dalam bersuci, sebagaimana yang dicontohkan oleh sebagian sahabat dan dijelaskan oleh para ulama fikih.
Keempat, Berurutan Tanpa Diselingi Perbuatan Lain melakukan suatu amalan secara berurutan tanpa jeda waktu yang lama atau tanpa diselingi kegiatan lain yang tidak berkaitan. Dalam konteks mandi wajib, maksudnya adalah menyiramkan air ke seluruh tubuh secara terus-menerus tanpa berhenti atau menyelingi dengan aktivitas lain (misalnya, keluar kamar mandi untuk berbicara, istirahat, atau melakukan pekerjaan lain) yang menyebabkan waktu antar bagian tubuh yang disiram terlalu lama Meski bukan syarat sah, menjaga urutan ini merupakan bentuk kesungguhan dalam meneladani tata cara mandi yang dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Kelima, Mendahulukan Anggota Kanan Salah satu sunnah penting adalah mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan saat menyiramkan air dalam mandi wajib. Kebiasaan mendahulukan yang kanan merupakan ajaran yang berasal langsung dari Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan: “Rasulullah ﷺ menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, seperti dalam bersuci, memakai sandal, menyisir rambut, dan dalam segala urusan lainnya.”(HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi dasar umum bahwa setiap aktivitas yang bersifat baik, termasuk bersuci seperti mandi wajib, dianjurkan untuk mendahulukan anggota tubuh yang kanan.
Islam adalah agama yang sempurna dalam mengatur setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal berdoa dan bersuci. Dalam berdoa, seorang Muslim diajarkan untuk berhubungan langsung dengan Allah tanpa perantara, menunjukkan betapa dekat dan rahmatnya Allah terhadap hamba-Nya. Sementara dalam mandi besar, terdapat sunnah-sunnah yang menunjukkan keutamaan kebersihan dan tata cara yang benar dalam beribadah.