Seorang muslim harus mengimani seluruh kitab yang telah Allah turunkan dan shuhuf (lembaran-lembaran) yang telah diberikan kepada sebagian rasul, dan mengimani bahwa kitab dan shuhuf adalah firman Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya agar mereka menyampaikan darinya syariat dan agama-Nya.
Kitab-kitab Allah yang utama ialah empat kitab: Al-Qur’an Al-Karim yang telah diturunkan kepada Nabi kita, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam;Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam; dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salaam.
Al-Qur’an adalah kitab yang paling agung dari tiga kitab lainnya, dan merupakan pemelihara kitab-kitab tersebut serta penghapus seluruh syariat dan hukum sebelumnya. Hal ini berdasarkan dalil-dalil naqli dan dalil-dalil aqli.
Dalil-Dalil Naqli
Pertama, perintah Allah untuk beriman kepada kitab-kitab Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya.” (Qs. An-Nisa’: 136)
Kedua, pemberitahuan dari Allah mengenai kitab-kitab-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya) Dia menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (кitab-кitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan.” (Qs. Ali-Imran: 2-4)
Dan dalam firmanNya yang lain:
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya.” (Qs. Al-Maidah: 48)
“Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.”(An-Nisa’: 163)
“Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Rabb seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu.” (Qs. Asy-Syu’ara’: 192-196)
“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Qs. Al-A’la: 18-19)
Ketiga, pemberitahuan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengenai hal itu dalam banyak hadits, di antaranya adalah sebagaimana hadits-hadits berikut ini:
“Keberadaan kalian ditengah-tengah umat-umat terdahulu hanyalah sebagaimana antara shalat Ashar hingga matahari terbenam. Ahli Taurat diberi Taurat lalu mereka mengamalkannya sampai pertengahan siang, kemudian mereka tidak bisa lagi mengamalkannya sehingga diberi satu qirath satu qirath. Kemudian ahli Injil diberi Injil lalu mereka mengamalkannya sampai shalat Ashar selesai ditegakkan, kemudian mereka tidak bisa lagi mengamalkannya, sehingga mereka diberi satu qirath satu qirath. Kemudian kita diberi Al-Qur’an lalu kita mengamalkannya sampai matahari terbenam,sehingga kita diberi dua qirath dua qtrath. Ahli kitab pun bertanya, Mereka (kaum muslimin) lebih sedikit bekerja daripada kami namun mengapa mereka lebih banyak pahalanya?’ Allah menjawab, ‘Apakah Aku menzalimi hak kalian?’ Mereka menjawab, Tidak.’ Allah pun berkata, Itu adalah keutamaan-Ku yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki’. ”
“Telah dimudahkan bagi Nabi Dawud dalam membaca Al- Qur’an (Taurat atau Zabur). Dia pernah menyuruh agar pelana hewan-hewan tunggangannya dipasang. Lalu ia membaca Al-Qur’an (Taurat atau Zabur). Namun dia telah selesai membacanya sebelum pelana hewan tunggangannya selesai dipasang. Dan dia tidak makan kecuali dari hasil usaha tangannya sendiri.”
“Tidak boleh iri kecuali dalam dua perkara; seorang lelaki yang Allah memberinya Al-Qur’an, lalu ia membacanya di sepanjang malam dan siang, dan seorang lelaki yang Allah memberinya harta, lalu ia
menginfakkannya di sepanjang malam dan siang. ”
“Aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang apabila kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah.”
“Jangan kalian benarkan ahli kitab dan jangan pula kalian mendustakan mereka. Namun katakanlah, ‘Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan кepadamu; Rabb кami dan Rabb кamu satu; dan hanya kepada-Nya кami berserah diri’.
Keempat, berimannya jutaan ulama, orang-orang bijak, dan orang- orang beriman di setiap waktu dan tempat. Juga keyakinan mereka yang kuat bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab yang telah Dia wahyukan kepada para rasul-Nya dan kepada sebaik-baik manusia, serta memuati kitab-kitab itu dengan kandungan yang Allah inginkan dari sifat-sifat-Nya, berita-berita gaib, serta penjelasan syariat-Nya, agama-Nya, janji-Nya, dan ancaman-Nya.
Dalil-Dalil Aqli
Pertama, lemahnya manusia serta kebutuhannya kepada Allah dalam memperbaiki badan dan rohnya menuntut untuk diturunkannya kitab-kitab yang mengandung beragam syariat dan aturan, yang akan mewujudkan kesempurnaan-kesempurnaan bagi manusia, serta apa yang dituntut oleh kehidupannya di dunia maupun di akhirat.
Kedua, mengingat para rasul adalah perantara antara Allah Sang Pencipta dan para hamba-Nya, maka para rasul juga layaknya manusia lain, yang mana mereka hidup dalam beberapa waktu, kemudian mati. Oleh karenanya, jika ajaran-ajaran mereka tidak diabadikan dalam beberapa kitab khusus, pasti ajaran-ajaran tersebut akan hilang seiring dengan kematian mereka. Manusia sepeninggal mereka pun akan hidup tanpa risalah dan perantara. Sehingga menjadi hilanglah tujuan utama dari wahyu dan rasul. Maka tidak diragukan lagi, keadaan seperti ini menuntut diturunkannya kitab-kitab Allah.
Ketiga, jika seorang rasul yang berdakwah menuju Allah tidak membawa kitab dari Rabbnya yang di dalamnya terkandung syariat, petunjuk, dan kebaikan, maka akan sangat mudah bagi manusia untuk mendustakan dan menolak risalahnya. Sehingga keadaan seperti ini mengharuskan diturunkannya kitab-kitab Allah untuk menegakkan hujjah (bukti) kepada manusia.
Wallaahu a’lam

 
         
         
         
                       
                       
                      