Sebenarnya perihal hal ghaib di dalam Islam sudah amat gamblang di sampaikan. pengetahuan tentang hal-hal ghaib adalah domain eksklusif Allah Azza wa Jalla. misal, kapan hari kiamat terjadi? hal ini tak jua di ketahui oleh manusia paling shalih di muka bumi yaitu Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau wafat. Dan ruh adalah salah satu hal ghaib di dalam islam dan juga sudah jelas di sampaikan terkait kemana ruh setelah jasad di kuburkan.
Perkara ini menjadi rahasia sekaligus misteri Allah yang tidak diketahui oleh siapapun, termasuk Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam itu sendiri. Dalam surat Al-Isra ayat 85, Allah Swt berfirman:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”
Namun, kita saling jujur bahwa hari ini masyarakat indonesia dan khususnya kaum muslimin terjebak pada hal-hal di luar ajaran Islam terkait urusan ghaib ini. terutama mereka yang minim ilmu dan literasi serta terjebak pada framing bahwa ada “orang pintar” di tengah-tengah umat yang jauh lebih mengerti tentang urusan ghaib (Lebih tepat yang sok paling tahu), padahal hal demikian jauh sekali akan pandangan Islam terkait ruh, baik dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in, tabi’ut tabiin maupun para ulama.
Kata Ulama terkait Ruh
Lalu, siapa yang memasuki tubuh orang lain ketika dikatakan ruh itu tidak mungkin masuk ke tubuh manusia yang masih hidup?
Menurut ulama jawabannya adalah Jin. karena jin mampu memasuki tubuh manusia. kita merujuk pada hadist,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa jin itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.’ Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara melalui mulut orang yang kesurupan.’
“Apakah jika ia sudah menceritakan tentang apa yang ia tahu untuk menguak sebuah kasus di tengah masyrakat yang masih belum ada keadilan ia menjadi jin yang baik?”. sama sekali tidak. sekali-kali jin adalah makhluk serupa seperti kita, mereka menjalani hidup layaknya kita. berkeluarga, bekerja, beribadah dan akan mati.
Jin ada yang beriman, fasiq, dan kafir. Jin yang beriman tidak akan masuk ke dalam tubuh manusia karena itu perbuatan zalim. ia akan menyibukkan dirinya beribadah kepada Allah. dan tidak mencampuri urusan manusia.
Urusan sama jin, gak ada makan siang gratis
Apa yang hari ini ramai di tengah-tengah kita adalah tipu daya jin yang kelak akan ia lanjutkan ketika manusia-manusia menginginkan infromasi lebih lanjut. ia akan meminta ini dan itu sebagai syaratnya. Contoh, kita mengenal teluh, santet, pesugihan dan semacamnya, hal-hal itu dipenuhi dengan syarat yang berliku. Banyak syarat agar apa yang di cita-citakan tercapai dan kebanyakan ini di sanggupi oleh manusia-manusia lemah iman dan ilmu, hingga pada akhirnya mereka jualah yang merugi, sebab lagi-lagi syaithan dan jin penuh tipu daya terhadap mausia, dan tidak pernah ada makan siang gratis dalam berurusan kepada jin.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Hidup normal seperti yang Allah gariskan adalah kenikmatan yang luar biasa. Berusaha mencari-cari jin, disamping tidak bermanfaat, justru menambah beban bagi kita. Ingat hidup tidak ada yang gratis, apalagi ketika berhadapan dengan karakter penipu.
Mustahil si jin ini mau membantu secara cuma-cuma. Pasti ada batu dibalik udang. Jin ini mau membantu, karena manusia mau mengabdi kepada jin. Sehingga siapa yang sejatinya diuntungkan? Jawabannya si jin. dia yang lebih berkuasa, sementara manusia selalu bergantung kepada jin. Allahu a’lam.
Konklusi kemana Ruh sebenarnya saat meninggalkan jasad?
Sudah jelaskah? atau masih ada yang kurang jelas? oke.
Dikutip dari Kitab Ar-Ruh karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, berikut narasinya:
“Jika orang mu’min diletakkan dalam liang kuburnya, maka tanah berkata kepadanya, Engkau benar-benar orang yang kucintai. Sebelumnya engkau berada di atas punggungku, maka bagaimana jika sekarang engkau berada didalam perutku, agar aku memperlihatkan apa yang akan aku perbuat terhadap dirimu?”. Kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang. RasulullahShallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, jika orang kafir diletakkan di dalam kuburnya, maka malaikat munkar dan nakir mendatanginya, mendudukannya lalu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” “Aku tidak tahu, ” jawabnya, Keduanya berkata : “Memang engkau tidak tahu.” Lalu keduanya memukul orang kafir itu sekali pukulan hinga menjadi abu. Kemudian dikembalikan lagi dan didudukkan. Dia balik bertanya. ditanya, “Siapa orang ini?” “Orang yang mana? “Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam,” jawab dua malaikat. ” Kata orang-orang dia adalah Rasul Allah,” katanya. Maka dua malaikat memukulnya dengan sekali pukulan hingga ia menjadi abu.”
Makin jelas ya terkait ruh. ruh yang sudah punya urusan sendiri ketika ia sudah meninggalkan jasadnya ketimbang ia masuk ke tubuh manusia hanya demi berbuat dzhalim kepada manusia tersebut apatah lagi dikatakan bahwa jika lebih dari 7 hari ia belum selesai dengan urusan “balas dendam” kepada orang yang melakukan kejahatan padanya lalu ia tidak dapat masuk ke alam barzakh ini omong kosong yang tidak pernah ada sumbernya di dalam Islam.
Mari kita kembali kepada akidah yang benar bahwa kita mengimani hal-hal ghaib tanpa merasa paling tahu dan paling dekat apalgi urusan ghaib yang hanya Allah yang tahu. serta kita kembali bersibuk diri dengan amal-amal shalih sesuai apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ajarkan. wallaahu a’lam
barakallahu fiikum