Masa Kecil Ketua Gangster
Di tanah asli suku aborigin yang berkabut pagi itu tampak seorang pria bertubuh kekar bertatto dan berkepala pelontos duduk dengan tegapnya diatas motor bertenaga (CC) besar. masyarakat di sana mengenal dirinya dengan baik yaitu, ketua Comanchero, sebuah gang motor terbesar di Australia Selatan, Adelaide.
ya, itu Vince Focarelli.
Sejak umur 12 tahun Vince telah terjun di dunia gelap, makin beranjak dewasa makin “sakti” ia berada di lingkungan itu, bak pemain sirkus yang dengan lihai saat memberikan pertunjukannya. begitulah ia menjadikan dunia hitam sebagai keseharian. Perkelahian, Narkoba sampai penembakan 5 kali secara langsung di tempat yang berbeda. dan meninggalkan bekas di tubuhnya dalam beberapa percobaan pembunuhan yang dilakukan gangster lain kepadanya saat terjadi bentrokan.
Para penegak hukum bahkan hampir frustasi ketika menghadapi Vince dan Gangnya sebab mereka licin bagai belut ketika ditangkap, sekalinya di tangkap berat untuk kooperatif. ah… “PR” seperti ini yang tidak di sukai Polisi.
tidak ada yang Vince takuti kala itu, yang ia buru adalah kebahagaian dimana ada uang dihasilkan disana ia akan kejar meski nyawa taruhannya. itulah kenikmatan memacu adrenalin ungkapnya. demi ambisi untuk memiliki kenikmatan dunia dan gang tak tertandingi di Australia.
Silent Code sebuah simbol “paling mahal”
Beberapa kali ia masuk penjara, namun sikap diamnya saat di interogasi baik dari polisi maupun musuhnya makin membuatnya terpandang di mata rekan sejawat dan bahkan musuhnya sendiri. ia mendedikasikan hidupnya untuk kehidupan hitam ini. dan itulah loyalitas tertinggi dalam sebuah perjanjian yang ia pegang teguh dan tak tergoyahkan. “Silent Code”.
Namun, Allah sebaik-baiknya pembuat rencana meski Ia tidak pernah tahu Islam maupun muslim selama hidupnya, karena yang ia tahu orang arab dan libanon juga kristen.
Allah hancurkan gang pertamanya dengan caraNya, dan mempertemukan ia dengan gangster lain. Namun agak berbeda, kali ini dengan anggota yang lebih dominan arab.
Pernah terjadi bentrokan juga dengan gang-gang kecil sampai baku tembak sampai pukul 03.00 pagi. lepas malam itu ia diajak ke rumah salah satu anggota arabnya, anggota ras arab ini mandi dan berganti pakaian dengan gamis khas laki-laki arab.
“Gara-gara orang Arab”
Vince duduk di belakang mereka sambil mendengarkan yang mereka sampaikan tentang Islam. di sini Vince baru mendengar apa itu Islam, meski belum ada ketertarikannya, hanya rasa menghormati saja ungkapnya.
ia mengamati sambil bergumam dalam hati “oke indah sekali agamamu dan kitab yang kau bacakan”
dan tiba-tiba mereka membicarakan Jesus. sontak saja Vince sebagai seorang Katholik Italia interupsi terkait tindakan teman-teman muslimnya.
“woo.. woo, wait… apa yang kalian tahu tentang Jesus? aku yang lebih tahu ..”
temannya berkata, “sebentar Vince kami mencintai beliau, kami mencintai ibunya virgin Mary..”
“woo.. kamu tau dari mana Mother Mary?”, baginya ini adalah sesuatu yg defensif
“Kami mencintainya, kami menghormatinya dengan status yang lebih tinggi.”
dan Vince saat itu hanya terdiam, dan berkata “tolong ceritakan padaku lebih banyak.”
dan ketika mereka menceritakannya, ia begitu marah. bukan… bukan karena cerita Jesus dan Mother Mary dalam teologi muslim, tapi baginya kedua orang tuanya, gerejanya, kakek dan neneknya telah berbohong terkait kisah tentang dua orang mulia tersebut. sebab dalam Qur’an yang ia baca terjemahannya bahwa Jesus mengatakan, ” Jangan sembah saya, saya bukan Tuhanmu”, dan dalam bible-pun juga di katakan
“Jangan sembah, aku bukan TuhanMu”
Dan ia mulai mengingat-ingat lagi terkait doa yang sering ia bacakan baik sendiri maupun ketika bersama keluarganya, dan menurutnya ini doa yang pasti di hafal setiap orang beragama Kristen maupun Katholik. Doa Rosario.
“Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu, Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam Surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan. dan lepaskanlah kami dari pada yang jahat. amin”
Kenapa selalu Bapa di surga?
Ia mulai menggaruk kepalanya dan berfikir, mengapa Jesus tidak memakai namaNya, kenapa kepada bapak di Surga? juga ketika Jesus membuktikan mukjizat menghidupkan orang mati, dan menyembuhkan yang buta. hal ini tentu menjadi keyakinan agamanya jika kedua perlakuan tersebut adalah sifat Tuhan, atau pencipta, sebab itu banyak mereka yang menuhankan Jesus. Tapi ia kembali menilik teknis doa Jesus pada saat melakukan kedua hal tersebut
“Dalam nama Bapaku dan dengan kehendakNya, aku menghidupkanmu kembali. dan dalam nama Bapaku dan kehendakNya, aku sudah membawa penglihatanmu kembali”
“Mengapa harus melibatkan Bapa jika memang Jesus adalah Tuhan!?” pertanyaan itu mulai berputar-putar di kepalanya. Vince berada dalam perjalanan pemikiran yang dalam. ia semakin marah. ia ingin keluar dari rumah lalu melemparkan kursi-kursi di jalan. tapi ia tetap tenang mengingat ini bukan rumahnya.
ia marah karena selama ini ia di bohongi oleh sistem gereja.
kenapa? sebab apa yang injil katakan tentang Jesus dan apa yang gereja katakan ada kontradiksi di dalamnya.
“Jesus tidak makan babi, Jesus berdoa dengan sujud di latar, Jesus bilang jangan sembah aku, sembahlah Tuhan yang Satu. ia terhubung dengan semua Nabi, dan Muhammad pun terhubung dengan semua Nabi, yang ia mulai meyakini bahwa semua adalah utusan Tuhan yang Esa.” yang ini ia simpulkan Muslimlah yang ia lihat mirip dengan apa yang Jesus lakukan.
Melalui percakapan dengan teman-teman Muslimnya, ia mulai mempertanyakan keyakinan dan pemahaman agamanya sendiri. Melalui pembicaraan tersebut, ia menemukan ketidaksesuaian antara apa yang dia pelajari tentang Jesus dalam agamanya sendiri dengan apa yang didengarnya dari perspektif Islam.
Seperti biasa Vince dan Gangnya keluar rumah, namun ia tidak pergi ke Klub malam dimana mereka biasa habiskan malam-malam sebelumnya. tapi perkelahian dan penembakan masih terjadi.
di malam pertama dan kedua mereka masih seperti hari sebelumnya, bicara tentang Islam, Jesus dan Bunda Maria dan makin ketertarikannya Vince akan Islam.
dan di malam ketiga, Vince bangun dan berucap ingin pergi. semua teman-teman berdiri untuk membukakan pintu, namun Vince menutup kembali dan mengatakan “Bagaimana caranya menjadi Muslim?”. Semua orang di dalam rumah tersebut bersemangat menyambutnya.
Vince yakin bahwa tidak ada yang mampu menggoyahkan keyakinannya bahwa Tuhan adalah satu, ia tidak memiliki sekutu. dan Jesus adalah Nabi dan utusanNya.
Allah telah memberikan petunjuknya pada hari ini, baik ia dalam keadaan mabuk maupun tidak.
“Oke Brother, ikuti perkataanku…” salah seorang teman arabnya yang Sunni mengucapkan Syahadat
dan lalu diikuti oleh Vince, “Asyhaduanlaa ilaha illah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah..”
maa syaa Allah… padahal ia belum pernah mendengar itu sebelumnya tapi kalimat itu mengalir dengan lancar dari lisannya. Lalu salah seorang syiah menambahkan “dan segalanya tentang Ali As”. lalu Vince berkata “apa? katakan sekali lagi”, Syiah itupun mengulanginya lagi dan Vince mulai malu , ia tidak mampu menghafal dan mengucapkan kata-kata yang lebih pendek dari pada Syahadat sebelumnya.
Mungkin ini adalah cara Allah untuk menahan lisannya dari kekufuran apa yang dianut oleh orang-orang Syiah.
hingga seorang Sunni menjelaskan bahwa Vince sudah menjadi muslim selepas ia bersyahadat tadi, jadi buat ia bingung terhadap ini. Berpelukanlah mereka, kelompok Gangster yang sedang Allah beri kebaikan didalamNya.
Keindahan itu berjibaku dengan duka, apakah selesai sudah ujian Vince selepas masuk Islam? justru ujian yang sesungguhnya baru di mulai… bahkan ini jauh lebih pedih dan berat daripada ujian dan duka sebelum ia memilih Islam sebagai Way of Life….
begitu sempurnanya Islam dalam mengatur urusan seorang hamba.
Bersambung