Abdullah Umar Hutabarat, adalah nama pria asal sumatera utara itu saat ini. Sebelum Islamnya, ia bernama Denri Hutabarat, seorang Nasrani, Alumni dari Sekolah Al-Kitab di Kota Malang;
Ketika ditanya tentang keislamannya, Pria yang pernah bekerja di Yayasan Sosial di Kota Semarang ini awalnya malah tidak pernah tertarik dengan Islam, bahkan Islam dianggapnya sebagai pesaing dalam berdakwah atau menarik orang untuk ikut ajarannya.
Ketertarikan tersebut baru muncul ketika berdiskusi saat nongkrong dengan teman-teman muslimnya tentang agama saat di Semarang. Semakin sering diskusi yang akhirnya ia mengenal ajaran Islam dan Nabi Muhammad, maka ketertarikan itu semakin kuat. Dulu, ia beranggapan bahwa Muhammad sama saja seperti Isa, dikultuskan oleh pengikutnya, tapi faktanya tidak demikian apa yang berlaku kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Dulu ia sekedar tau dari media bahwa Islam menyembah Ka’bah, ternyata tidak. Yang didengungkan di televisi-televisi bahwa islam itu radikal, ternyata juga keliru dst.
Umar juga menceritakan pada Baitul Maqdis Channel bahwa sebenarnya sudah ada keinginan masuk Islam. Hanya saja ia khawatir jika masuk Islam jadi miskin atau susah hidupnya juga takut akan kehilangan pekerjaan, makanya sempat bertahan dua tahun dalam Nasrani semata karena alasan ekonomi.
Ketika ditanyakan surat apa yang menarik baginya di dalam Al Quran yang membuatnya semakin yakin dengan Islam? Ia menjawab bahwa menurutnya, Surat Al Ikhlas lah yang membuatnya yakin karena ia dapat membuat hatinya terguncang pada saat pertama kali membacanya, terutama pada ayat, “Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan”. “Hanya Allah saja, tidak perlu ada bantuan dari sosok lain atau zat lain. Cukup Allah saja”. Katanya.
Dari sini kemudian ia membandingkan dengan pemahaman trinitas yang ada di Nasrani, “dan dari situ jelas kelihatan mana yang benar dan yang salah, gitu”. Tegasnya. Padahal dalam ceritanya, dulu ia sangat membanggakan pemahaman tentang trinitas tersebut dan sangat meyakininya. Denri juga bermimpi ingin mengkristenkan Indonesia dan membuat Kerajaan Kristen seperti Kerajaan yesus di surga, tapi semua keyakinan itu roboh setelah membaca surat Al Ikhlas tersebut.
Kemudian saat Umar ditanyakan cara dia mengajak pemuda-pemuda Islam untuk ikut ajakannya, mantan penginjil ini mengatakan bahwa dia melihat ketika sedang nongkrong dan azan berkumandang, apabila pemuda-pemuda itu tidak mengindahkan azan maka mereka akan menjadi target penginjilan. “Siapa yang gak menghargai azan, Nah disitu, pasti ini orang gak beres agamanya. Ujar umar. Sholatnya pasti nunggu disuruh, disuruh-suruh orangtua baru mau sholat. lanjutnya.
Maka, untuk para pemuda Islam hendaknya memperhatikan ajaran agamanya. Karena para pendengki dan orang-orang yang ingin menjauhkan kamu dari agamamu senantiasa siaga melihat celah yang ada pada dirimu untuk kemudian mengajaknya kepada ajaran agamanya.
Cerita selanjutnya tentang Dendri atau Abdullah Umar bisa langsung menyaksikannya di channel Youtube @baitulmaqdischannel.