Konsep Teologi dari Zaman Nabi Adam AS
Seluruh Nabi dan Rasul semenjak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw, mereka membawa konsep teologi (aqidah) yang sama, begitu juga Nabi Isa as (Yesus). Ajaran tersebut adalah ajaran tauhid, pengesaan terhadap Allah swt. Bahkan Yesus yang dituhankan oleh kaum Kristiani pun menegaskan bahwa tuhan yang berhak disembah dan satu-satunya sesembahan yang benar adalah Allah swt, sedangkan dirinya hanyalah seorang utusan Allah yang dalam lisan arab disebut RASUL, hal ini sebagaimana tertuang dalam perjanjian baru bahwasanya Yesus berkata:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”. (Yohanes 17:3, Markus 12:29, Matius 4:10)
Yesus dan Pengakuan tauhid
Inilah ayat pengakuan seorang Yesus bahwa dirinya adalah seorang Rasul Allah, dan dirinya bukan tuhan. Hal ini diakui Yesus karena memang Yesus (Nabi Isa as) adalah Nabi dan seorang Nabi tentu membawa ajaran tauhid, bukan trinitas. Bahkan di dalam Al-Qur’an, Allah mengabadikan pengakuan yesus bahwa dia sendiri juga menyembah Allah dan Allah adalah tuhannya Yesus.
“Sesungguhnya Allah itu tuhanku dan tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (QS. Ali Imran : 51)
Persaksian Para Nabi Tentang Ke-Esaan Allah Subhanahu wa ta’ala
Adapun persaksian para Nabi tentang ke-Esaan Allah swt terabadikan dalam ayat-ayat berikut ini:
a. Pengakuan Moses/ Nabi Musa as :
“Engkau diberi melihat-Nya untuk mengetahui bahwa Tuhanlah Allah tidak ada yang lain kecuali Dia”. (Ulangan 4:35, Ulangan 4:39, Ulangan 6:45, Ulangan 32:39)
b. Pengakuan David / Nabi Daud as :
“Sebab itu engkau besar, Ya tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.” (2 Samuel 7:22, Mazmur 86:8)
c. Pengakuan Salomo / Nabi Sulaiman as:
“Lalu berkata Salomo: ‘Ya Tuhan, Allah Israel, Tidak ada Allah seperti Engkau di langit atas dan di bumi bawah.”( 1 Raja-raja 8:23, 8:60)
Jadi, semua Rasul itu mempunyai satu misi yang sama karena diutus oleh Tuhan yang sama yaitu Allah, misi bersama mereka adalah:
“dan sungguh kami telah mengutus Rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan) “sembahlah Allah dan jauhi thaghut…………….”(Qs. An-Nahl :36)
Penyembahan kepada Allah saja inilah yang menjadi misi Nabi Adam, Ibrahim (Abraham), Ya’kub (Jacob), Daud (David), Sulaiman (salomo), Isa (Yesus) dan juga Muhammad serta para Nabi dan Rasul yang lain. Adapun menjauhi thaghut adalah menjauhi penyembahan terhadap makhluk, seperti salib, setan dan yang lain. Ajaran tauhid atau peng-Esaan terhadap Allah itulah tujuan diutusnya para Rasul, oleh karena itu hendaknya umat yang mengaku pengikut Yesus mengikrarkan seperti yang terkandung Al-Qur’an yakni surat al-Ikhlas :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ *وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Artinya :
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Inilah inti ajaran para utusan Allah dan inilah kandungan yang ada pada Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Maka jika ada ajaran maupun doktrin yang menjurus pada penyembahan selain Allah atau ketuhanan lebih dari satu, maka bisa dipastikan ajaran yang seperti itu bukan berasal dari para nabi-nabi dan tidak ada dalam kitab-kitab langit, melainkan buah fikir setan ataupun manusia yang telah diurapi roh jahat.
(A.D Ulinnuha Arwani)