BaitulMaqdis.com – Saudaraku, hari Jum’at adalah hari di mana umat Islam laki-laki diwajibkan berkumpul untuk melaksanakan sholat Jum’at yang didahului khutbah/ceramah untuk mengingatkan kembali umat agar ingat dan patuh kepada Allah. Maka tidak heran jika kita melihat khusus dihari jum’at waktu dhuhur setiap masjid penuh sesak oleh umat Islam yang ingin sekedar menggugurkan kewajiban atau lebih dari itu ingin mengharap keutamaan-keutamaan sholat Jum’at untuk meraih ridho Allah.
Namun pemandangan banyaknya jama’ah saat sholat Jum’at tidak didapatkan di lokasi binaan dakwah Yayasan Baitul Maqdis di Nusa Tenggara Timur, Sumba Tengah di Masjid Al-Muhajirin, Daerah Watu Asa. Berikut penuturan dai Yayasan Baitul Maqdis, Ust.Syaiful Sulaiman, kepada redaksi :
“Hasbunallah Wa’nikmal Wakil,,,,Hari ini adalah hari jumat pertama kami di bulan oktober. Jadwal kami siang ini mengisi khotbah jum’at di masjid Al-Muhajirin watu Asa,,sampai di tujuan jam 12 kurang 5 menit.
Perlu di ketahui : masjid ini adalah masjid yang di bangun di kampung mualaf,,tempat yang pernah di kunjungi rombongan YBM Setahun yang lalu bersama kru wesal tv, jumlah kaum muslimin sekitar kampung ini tidak lebih dari 18 kk, selanjutnya, penduduk asli disini tapi sudah tinggal di pemukiman kebanyakan kaum muslimin. Kami harus memberitahukan hari sebelumnya kepada mereka kalau jadwal jumat nya khotbah di masjid. Karena kalau tidak, mereka sudah berada di tempat Pendauran Garam laut yang menjadi mata pencaharian mereka di musim panas ini. Jumat kali ini jamaah nya cuman 2 orang kami lupa memberitahukan mereka sebelumnya. kami shalat dohor biasa selanjutnya tausiah singkat ba’da shalat dohor.”
Begitulah kondisi masyarakat muslim yang mayoritas adalah orang-orang baru masuk Islam. Ketiadaan dan keterbatasan dai/ustadz di sana menjadi penyebab utama terabaikannya pembinaan muallaf atau orang-0rang yang baru masuk Islam. Ironi memang, kondisi ini diperparah dengan sedikitnya umat yang peduli dengan umat Islam di daerah-daerah yang jarang terperhatikan oleh umat Islam di perkotaan. Na’uzdubillah min dzalik.
Mudah-mudahan dengan cerita singkat ini dapat mengetuk hati kita untuk turut ikut membantu baik secara moril maupun materi agar kegiatan dakwah da’i-dai kami disana dapat menjalankan tugas mulianya dengan maksimal. syukur-syukur kami bisa menambah da’i/ustadz untuk membantu tugas-tugas dakwah yang sungguh sangat luar biasa berat dan banyaknya. (alkuin/BaitulMaqdis.com)