![12042863_928647150534761_4492397177109131043_n](https://baitulmaqdis.com/site/wp-content/uploads/2015/10/12042863_928647150534761_4492397177109131043_n.jpg)
Dr.Sagiran (dua dari kiri) bersama dengan rombongan di depan bangunan masjid yang sebelumnya dicekal
![Dr.Sagiran (dua dari kiri) bersama dengan rombongan di depan bangunan masjid yang sebelumnya dicekal](http://baitulmaqdis.com/site/wp-content/uploads/2015/10/12042863_928647150534761_4492397177109131043_n-1024x1024.jpg)
BaitulMaqdis.com — Alhamdulillah berita gembira datang dari saudara-saudara kita kaum muslimin yang berada di Papua Barat tepatnya di Desa Arfai 2, Kelurahan Andai, Kecamatan Manokwari Selatan, Papua Barat.
Setelah sebelumnya ramai tersiar kabar di media tentang adanya usaha pencekalan pembangunan sebuah masjid oleh segelintir orang intoleran dari kalangan Nasrani yang rencananya akan didirikan di daerah tersebut, kini pembangunan masjid itu akan kembali dilanjutkan. (Baca berita terkait: Intoleransi Kristen, Pendirian Masjid Dihalangi di Papua)
Berita gembira ini disampaikan oleh Dr.Sagiran seorang dokter yang berasal dari Bantul Yogyakarta setelah beberapa waktu lalu usai melakukan kunjungan ke Bumi Cendrawasih tersebut.
Dokter yang juga terkenal lewat beberapa buku beliau yang banyak mengulas tentang berbagai mukjizat kesehatan dalam Islam ini menyampaikan dalam akun resmi facebook beliau bahwa pembangunan masjid sudah mulai dilanjutkan lagi, “Masjid Manokwari Papua Barat yang sempat “disegel” oleh demonstran non-muslim. Ternyata demonstran adalah drop-dropan dari luar. Masyarakat sekitar (muslim dan non-muslim) menyetujui pembangunan dilanjutkan.”
Dalam penuturan beliau berangkat dari hasil pengamatan lapangan tersebut terungkap sebuah fakta yang tidak banyak diketahui oleh media bahwa pada dasarnya masyarakat sekitar area pembangunan masjid telah menyetujui pendirian masjid di sana baik yang muslim maupun non-muslim dan ternyata demonstrasi yang sempat terjadi sebelumnya bahkan sampai memasang spanduk bernada deskriminatif merupakan masa yang didrop dari luar daerah.
Sehingga dari fakta temuan beliau disinyalir adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai dalang di balik kejadian pencekalan pembangunan masjid tersebut guna memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Namun bagaimanapun juga peristiwa yang sudah ibarat kata ‘nasi terlanjur menjadi bubur’ ini tetap membuat kaum muslimin di nusantara risau serta semakin menambah daftar problematika umat Islam setelah tidak lama sebelumnya peristiwa serupa yang cukup menyita perhatian nasional terjadi di bumi Irian juga yaitu terkait dengan penyerangan kaum muslimin sewaktu menjalankan shalat Iedul Fitri diikuti pembakaran masjid pada pertengahan bulan Juli lalu.
(Kang_CP/BaitulMaqdis.com)