(BaitulMaqdis.com) Poso – “Lambang bendera ISIS adalah bukan hak paten dari organisasi ISIS itu adalah kalimat syahadat dan itu adalah stempel cap di massa Rasulullah. Di indonesia sendiri lambang itu sudah ada sejak tahun 2004 beredar. Lambang tersebut ada dalam buku Pustaka Sains Populer Islami karya Harun Yahya diterjemahkan dalam bahasa indonesia dan diterbitkan oleh Dzikra dicetak oleh PT. Syamil Cipta Media didalam buku ini ada tanda tangan H.Bachtiar Chamsyah, SE. yang menjabat menteri sosial pada saat itu memberikan kata sambutan. Ini berarti lambang ini sudah tidak dipermasalahkan dan diterima, mengapa sekarang bendera syahadat ini dipermasalahkan sebagai barang bukti pendukung ISIS,” tanya Ustadz Amin Adnan.
Pernyataan Ust.Adnan selaku Ketua Syam Organizer ( lembaga Kemanusiaan korban konflik berdarah di Suriah) sebagai bentuk pembelaan pada kalimat syahadat di acara Penguatan Kerukunan Umat Beragama Terhadap Paham Radikalisme di Hotel 77 Poso pada (30/8), yang diadakan oleh Departemen Agama Kabupaten Poso.
Menyikapi keterangan itu, Kapolres Poso AKBP Susnadi membolehkan bendera tersebut dipasang bukan di area publik, cukup di dalam ruangan pribadi.
“Kita semua sepakat bahwa ini adalah bendera syahadat dan tauhid sebagaimana juga saya mempercayainya, hanya saja saya mohon kalau bendera ini janganlah dipasang di jalan-jalan dan tempat keramaian, kalau didalam rumah dan kamar boleh lah, pungkasnya
Bertindak sebagai pemateri dalam acara itu adalah Kapolres Poso AKBP Susnadi, dalam penyampaianya, ia memaparkan kiat-kiat dalam upaya menghadapi paham radikalisme khususnya paham ISIS.
Yang menarik adalah Kapolres Poso menyampaikan pada point ke 4, dari kiat-kiat tersebut adalah tidak memberikan izin kepada Syam Organizer untuk melakukan penggalangan dana di lapangan sintuwu maroso Poso.
Hal ini membuat ketua Syam Organizer Poso Ustadz Muhammad Amin Adnan, S.Sos.I geram dan langsung menanggapi point tersebut.
“Ini pembunuhan karakter kepada Syam Organizer karena kami menggalang dana untuk suriah adalah murni untuk kemanusiaan , membantu anak-anak, wanita dan warga suriah yang mebutuhkan bantuan akibat gempuran tentara syiah Basar Asad.” kata Ustadz Amin Adnan
“Ini pembunuhan karakter namanya, kami tidak menggalang dana untuk amunisi, kami tidak menggalang dana untuk persenjataan kami murni kemanusiaan, tapi kenapa organisasi kami dimasukkan dalam point kiat-kiat menanggulangi radikalisme ISIS, yang mana kiat-kiat ini telah disosialisakan di banyak tempat. persoalan ISIS hanya ada di Irak dan Suriah tidak ada masalah ISIS di Poso,” lanjutnya dgn nada tinggi.
Kemudian Kapolres Poso menanggapi pernyataaan Ustadz Amin, bahwa dana yang digalang untuk kemanusiaan, maka hal itu tidak apa-apa. Pada Sesi selanjutnya, Ustadz Amin Adnan juga mengkritik masalah bendera ISIS yang dijadikan barang bukti dukungan terhadap ISIS.
Sumber : Kiblat.net