Oleh Ahmad Hizbullah MAG
Situs misi Kristen berkedok Islam (######caquran.com) menghantam aqidah Islam terhadap Kitab Zabur. Artikel berjudul “Muslim Mana yang Tahu Akan Isi Kitab Zabur?” dimulai dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan eksistensi kitab-kitab terdahulu.
Selanjutnya sang penulis menggugat inkonsistensi umat Islam dalam mengimani Kitab Zabur. Menurutnya, di satu sisi umat Islam mengimani Kitab Zabur dan tidak berani mengkritiknya, tapi di sisi lain tidak mau menjadikan Kitab Zabur sebagai pedoman hidup.
“Aneh, praktis tak ada Muslim yang berani mempertanyakan konten Kitab Zabur, apalagi menyanggahnya sebagaimana mereka gencar menyerang Injil. Apakah itu berarti bahwa Muslim menerima Kitab Mazmur sekarang ini sebagai Zabur Islami? Kalau begitu mereka harus membaca dan mengimaninya seperti yang diperintahkan Al-Quran dan menghadapkan kebenarannya kedepan sebagai Kalimat Allah yang tak boleh disembunyikan.”
Bahkan ia berani menuduh Nabi Muhammad Saw mengajarkan ayat-ayat yang menyesatkan tentang Kitab Zabur:
“Di seluruh Quran, Muhammad hanya menyebut Zabur secara jelas sebanyak 3 kali (surat 4:163, 17:55, 21:105). Banyak ayat yang diturunkan Allah kepada Muhammad tentang Daud tampak tersisip acak sebagai potongan-potongan dongeng yang tidak jelas apa maksud dan tujuan rohaniahnya, bahkan ditampilkan sangat tidak logis, redundant, dan tidak bermanfaat! Dan yang paling tak terpuji adalah ketika Muhammad telah memproklamirkan duet Daud dengan Isa putera Maryam yang bersama-sama melaknati orang-orang kafir Israil: “Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam.”
Memang benar, salah satu rukun iman dalam agama Islam adalah beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah agar manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat. Salah satu kitab suci itu adalah Zabur.
Di sisi lain, dalam Alkitab (Bibel) Perjanjian Lama terdapat Kitab Zabur (Mazmur/Tehillim/Psalms). Sehingga para penginjil kerap menuduh umat Islam tidak konsisten mengimani kitab suci Allah karena tidak mengimani kitab Mazmur dalam Bibel.
Pada mulanya, Kitab Zabur adalah wahyu Allah kepada Nabi Daud AS: “Dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (Qs An-Nisa’ 163, Al-Isra’ 55).
Seiring dengan perubahan waktu, kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) selalu menginginkan jalan yang bengkok, mengingkari kebenaran ilahi, bahkan hobi melakukan perubahan (tahrif), baik penambahan, pengurangan, revisi dan perubahan tata letak (Qs Ali Imran 98-99, Al-Baqarah 75, 79, An-Nisa’ 46, Al-Ma’idah 13). Akibatnya, kitab suci tersebut saat ini adalah campur-baur antara ayat-ayat haq dengan ayat-ayat batil (Qs Ali Imran 71).
Dengan demikian, maka Alkitab (Bibel) tidak dapat dikatakan sebagai firman Allah (kalamullah) seratus persen karena bercampur-aduk antara haq dan batil.
Berdasarkan nas-nas tersebut, tepat sekali aqidah Islam yang mengajarkan bahwa keimanan terhadap kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an itu hanya bersifat global (mujmal), yakni meyakini bahwa Allah pernah mewahyukan kitab Zabur kepada Nabi Daud.
KITAB OPLOSAN HAQ DAN BATIL
Umat Islam hanya diwajibkan mengimani keberadaannya tanpa konsekuensi mengikutinya, karena kitab-kitab tersebut sudah tidak ada lagi di dunia. Karena, selain mewajibkan mengimani keberadaan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, Allah juga mewajibkan umat-Nya untuk meyakini bahwa kitab-kitab terdahulu sudah tidak orsinil karena sudah bercampur aduk antara al-haq dan kebatilan (Qs Ali Imran 71).
Ayat-ayat Mazmur dalam Bibel yang bisa dianggap sebagai al-haqq karena sesuai dengan ajaran Al-Qur’an, misalnya: ajaran Nabi Daud tentang tauhid kepada Allah (Mazmur 86:8).
Sedangkan ayat-ayat Mazmur dalam Bibel yang tidak bisa disebut sebagai ajaran Ilahi karena bertentangan dengan aqidah dan akhlak, di antaranya:
Tuhan digambarkan seperti manusia yang siuman dari mabok: “Lalu terjagalah Tuhan seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur” (Mazmur 78:65).
Dalam kacamata aqidah, ayat-ayat tersebut tidak bisa diimani sebagai firman Tuhan karena bertentangan dengan ayat-ayat Allah. Mustahil Allah bisa dilihat dengan mata kepala seperti orang yang bangun tidur siuman setelah mabok minuman, karena “Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia” (Qs As-Syura 11, Al-Ikhlash 4). Memisalkan Allah dengan orang yang mabok miras adalah penghinaan, karena Allah telah mengharamkan miras (Qs Al-Ma’idah 90).
BUKAN WARISAN NABI DAUD
Umat Islam mengimani bahwa Kitab Zabur yang diwahyukan kepada Nabi Daud adalah berasal dari wahyu Allah. Tetapi, Zabur dalam Bibel milik umat Kristen yang ada sekarang ini bukanlah Kitab Suci Zabur yang peninggalan Nabi Daud.
Fakta bahwa kitab Zabur (Mazmur) dalam Bibel bukan warisan Nabi Daud, diakui oleh teologi Kristen sendiri. Dr. M.r. D.C. Mulder mensinyalir bahwa kitab Zabur dalam Bibel itu dikarang oleh orang lain yang mencatut nama Daud:
“Jadi benarlah Daud itu pengarang Mazmur yang 73 jumlahnya? Hal itu belum tentu. Sudah beberapa kali kita menjumpai gejala bahasa orang Israel suka menggolongkan karangan-karangan di bawah nama orang yang termasyhur….. Oleh karena itu tentu tidak mustahil pengumpulan-pengumpulan mazmur-mazmur itu (atau orang-orang yang hidup lebih kemudian) memakai nama Daud, karena raja itu termasyhur sebagai pengarang mazmur-mazmur. Dengan lain perkataan, pemakaian nama Daud, Musa, Salomo itu merupakan tradisi kuno, yang patut diperhatikan, tetapi tradisi itu tidak mengikat” (Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 205).
Lebih tegas lagi, Dr David L Baker merinci bahwa Mazmur pasal 42 sampai dengan pasal 106 bukan tulisan Daud, Mazmur pasal 42-72 adalah karangan Bani Korah, pasal 73-89 karangan Asaf, sedangkan pasal 90-106 tidak diketahui penulisnya. (Mari Mengenal Perjanjian Lama, hlm. 80-81).
Secara tekstual, kesimpulan ini didukung oleh ayat-ayat Mazmur pasal 50 dan Mazmur pasal 73 s/d 83 bahwa Kitab-kitab tersebut bukan ditulis oleh Daud, melainkan oleh seseorang yang bernama Asaf:
“Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya” (Mazmur 50:1).
“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian” (Mazmur 75:1; baca juga: 73:1, 74:1, 76:1, 77:1, 78:1, 79:1, 80:1, 81:1, 82:1, 83:1).
MAZMUR BIBEL MELECEHKAN NABI DAUD AS
Adanya ayat-ayat yang melecehkan Nabi Daud sebagai sosok penjahat kelamin dan raja tega yang bengis, memperkuat bukti bahwa Kitab Mazmur Bibel bukan warisan Nabi Daud dan tidak ditulis oleh Nabi Daud AS.
Kitab Mazmur mengisahkan kemesuman Nabi Daud menzinahi Batsyeba, wanita sudah bersuami hingga hamil: “Mazmur Daud bagi biduan besar. Pada masa nabi Natan sudah datang mendapatkan dia, kemudian daripada Daud berbuat zina dengan Batsyeba” (Mazmur 51:1-2, LAI 1960).
“Untuk pemimpin kor. Mazmur karangan Daud setelah ia ditegur oleh Nabi Natan karena berbuat zina dengan Batsyeba” (Mazmur 51:1-2, LAI 1994).
Dalam pandangan aqidah Islam, mustahil nabi utusan Allah melakukan tindak pidana perzinahan. Jika Allah menjadikan seorang pezina sebagai nabi, berarti Tuhan salah pilih, karena Dia telah mengharamkan zina (Qs Al-Isra 32).
Nabi Daud adalah panutan orang yang bertakwa, nabi yang mempunyai kekuatan karena suka bekerja keras, sangat taat (awwab) dan bersyukur kepada Tuhan (Qs Shaad 17, Saba’ 13). Allah mengaruniakan pemerintahan dan hikmah kepada Nabi Daud, serta mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. (Qs Al-Baqarah 251). Allah menjadikan Nabi Daud sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi untuk memberi keputusan di antara manusia dengan adil (Qs Shaad 26). Nabi Daud diberi wahyu berupa kitab Zabur (Qs An-Nisa 163), dan diberi karunia berupa hikmat kebijaksanaan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, sesuai dengan firman-Nya:
Dengan segudang keutamaan, keshalehan dan pujian dari Allah SWT, mustahil Daud terjerumus dalam perbuatan nista. Nabi Daud pasti terkejut dan marah besar bila membaca kitab Zabur milik umat Kristen saat ini, yang dalam salah satu pasalnya terpampang kisah bahwa dirinya telah berbuat mesum dengan wanita yang sudah bersuami. Kisah skandal Daud ini adalah tuduhan yang sangat keji dan melampaui batas, maka tak heran bila orang-orang kafir dari Bani Israil itu dilaknat dengan lisan Daud, karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas” (Qs Al Ma’idah 78).
Tak Jelas Siapa Penulisnya
The Bible Revised Standard Version terbitan Collins tahun 1971 mengakui bahwa sampai sekarang penulis Kitab Mazmur tidak diketahui dengan pasti. Pada halaman 12-17 disebutkan bahwa sebagian besar kitab Perjanjian Lama tidak diketahui penulisnya, sebagian lain diragukan dan sebagian lagi tidak diketahui sejarahnya sama sekali:
(1) Kitab I Samuel, II Samuel, kitab I Raja-raja, II Raja-raja, kitab Ester, Ayub dan Yunus sama sekali tidak diketahui siapa pengarangnya (unknown). (2) Kitab Habakuk masih misterius, sama sekali tidak ada yang tahu tempat dan tanggal lahirnya (nothing known of the place or time of his birth). (3) Kitab Pengkhotbah masih diragukan siapa pengarangnya (doubtful), tetapi secara umum dianggap karangan Salomo. (4) Pengarang kitab Mazmur tidak diketahui dengan pasti (not definitely known). Pada dasarnya dianggap karangan Nabi Daud, namun diduga ada beberapa penulis lainnya.
Senada itu, M.E. Kemp dalam buku Bible Questions and Answers, menyatakan bahwa penulis Kitab Mazmur adalah Daud, Musa dan orang lain yang tidak diketahui: “Siapakah yang menulis Kitab Mazmur? Jawab: Kira-kira 80 Mazmur ditulis oleh Daud, dua oleh Musa, dan yang lainnya ditulis oleh orang lain” (bab III, soal nomor 18)
Bisa jadi, penulis yang tidak diketahuni namanya inilah yang memasukkan ayat pelecehan terhadap Nabi Daud AS. [[www.ahmad-hizbullah.com]]