Ambillah Waktu Istirahat Untuk Mengumpulkan Tenaga
Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluk yang hidup di dunia ini. Bahkan, benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti mesin cuci, kipas angin, komputer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya.
Istirahat bukan berarti berhenti bekerja atau menganggur, akan tetapi berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau menyusun strategi supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Konon, ada kisah seorang penebang kayu. Karena dijanjikan oleh majikannya dengan gaji yang menggiurkan, maka dia bekerja mati-matian, siang malam tanpa berhenti untuk menebang banyak pohon. Seiring berjalannya waktu, tenaganya semakin melemah. Semangat menebangnya pun mulai luntur dan hasil yang didapat mulai sedikit dan tidak maksimal.
Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai, bukannya menyelesaikan pekerjaan, justru keletihan dan keputus asa-an yang didapat, kenapa? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh si penebang kayu itu, yaitu istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan semaksimal mungkin.
Maka, sesibuk apa pun dan serajin apapun, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah kapak kita, mengasah otak dan pikiran kita serta mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar kehidupan kita menjadi dinamis, berwawasan dan selalu segar, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Meminjam istilah orang Cina:
“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”
(Istirahat bukan berarti berhenti),
”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
(Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi). [1]
Islam telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk mengendorkan urat dan meluruskan punggung serta menambah perbekalan agar bisa melanjutkan perjalanan.
Dalam suatu hadis disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا ، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ مِنْهَا وَإِنْ قَلَّ
“Wahai sekalian manusia, ber-amallah semampu kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang konsisten meskipun hanya sedikit” (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu halnya pesan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada salah seorang sahabatnya, Handhalah al-Usaidi radhiyallahu ‘anhu yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul dengan keluarganya:
لَوْ تَدُومُونَ عَلَى الْحَالِ الَّذِي تَقُومُونَ بِهَا مِنْ عِنْدِي لَصَافَحَتْكُمْ الْمَلَائِكَةُ فِي مَجَالِسِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ وَعَلَى فُرُشِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً
“Andai kalian terus diatas kondisi saat kalian ada didekatku, niscaya para malaikat akan menyalami kalian di majlis-majlis kalian, di jalanan kalian dan di atas tempat tidur kalian, tapi hai Handhalah, sebentar-sebentar saja ” (HR. Tirmidzi, beliau berkata: Hadist ini Hasan Shahih)
Imam Ali berkata: “Hiburlah hati anda sesaat, karena hati jika capek, tidak bisa memandang sesuatu dengan baik”.*(mushalli)
sumber:ahmadzain.com