Para Nabi dan Rasul Menentang Doktrin Gereja Perihal ‘Dosa Waris dan Penebus Dosa’
(Baitulmaqdis.com) Para nabi dan rasul menentang doktrin gereja tentang adanya dosa waris dan sang penenbus dosa, hal ini sebagaimana yang tertulis dalam bible :
“orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya” (Yehezkiel 18:20)
“Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, jangnlah juga anak dihukum mati karena ayahnya. Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri” (Ulangan 24:16, Yeremia 31:29-30, 2 Tawarikh 25:4, Matius 16:27, 1 Korintus 3:8)
Ayat-ayat Ilahi yang disampaikan oleh para nabi pada hakikatnya sama esensinya, yaitu Ke-Esa-an Allah dalam iman dan amal shaleh dalam perbuatan. Dengan prinsip iman dan amal shaleh, semua nabi menekankan adanya tanggung jawab individu di hadapan Tuhannya atas segala perbuatan yang dilakukan semasa di dunia.
Dan ajaran para nabi terdahulu tersebut sama dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, karena ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad sejatinya adalah sama bahkan sebagai penyempurna ajaran para nabi sebelumnya. Berikut ini adalah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa tidak ada dosa waris dan penebus dosa :
وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Barang siapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudaratan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
(QS. Annisa : 111)
Dan juga firman Allah :
ولا تكسب كل نفس إلا عليها ولا تزر وازرة وزر أخرى
“Dan tidaklah seorang membuat dosa, melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS. Al-An’am 163)
Jadi doktrin penyaliban sosok yang dianggap Yesus (Nabi Isa as) untuk menebus dosa warisan Nabi Adam as, adalah ajaran yang tidak sesuai dengan ayat-ayat Ilahi dan ajaran para nabi dan rasul. Terlebih, diyakini oleh gereja bahwa Yesus (Nabi Isa as) mati tersiksa dalam keadaan tanpa busana sehingga auratnya disaksikan banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, mungkinkah sosok tuhan itu tersiksa dan disiksa oleh makhluknya? Tentu tidak.
Setelah menelaah dan memperhatikan ayat-ayat yang datang dari Allah, maka didapatkan bahwa yang paling sama dan yang paling mempraktekkan ayat Allah dan ajaran para nabi adalah umat Islam.
Disarikan dari buku “Index Kesalahan Alkitab (Bibel)” oleh Molyadi Samuel AM.
Editor: A.D Ulinnuha Arwani