Al-Qur’an diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah. Al-Qur’an bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam Al-Qur’an 14 abad silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan salah satu bukti terpenting yang menegaskan keberadaan Allah.
Ilmu kimia yang merupakan salah satu dari cabang penjurusan ilmu pengetahuan alam, suatu ilmu yang menjelaskan struktur perubahan dari suatu objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi. Ternyata, pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Al-qur’an sejak zaman dulu. Adapun penjelasan secara detail nya, baru bisa dijelaskan pada zaman baru-baru ini.
Berikut, beberapa ayat-ayat Al-qur’an terhadap ilmu kimia, beserta tafsirannya :
Keseimbangan dalam atom
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak mungkin mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Qs. Yaasin : 40)
Sebuah atom dan pergerakannya, merupakan miniatur dari pergerakan galaksi kita. Kita perlu meninjau lebih jauh ke perincian tentang struktur sempurna yang berada di dalam sebuah atom. Seperti yang Anda ketahui, elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. Semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua netron bermuatan positif (+). Muatan positif (+) dari inti atom menarik elektron kepadanya. Karena alasan ini, elektron tidak meninggalkan inti, meskipun ada gaya sentrifugal (yang menarik elektron menjauhi inti) yang terjadi akibat kecepatan elektron.
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah”.(Qs. Az-zariat : 49)
Atom memiliki elektron di bagian luarnya dan proton dalam jumlah sama di bagian pusatnya. Maka, muatan listrik atom berada dalam keadaan seimbang. Namun, baik volume maupun massa proton lebih besar daripada elektron. Jika kita membandingkannya, perbedaan di antara kedua partikel ini adalah seperti perbedaan antara manusia dengan sebutir kacang kenari. Walaupun demikian, muatan listrik total keduanya tetap sama besar.
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sungguh, Kami menciptakan sesuatu menurut ukuran”. (Qs. Al-Qamar : 49)
Fenomena air hujan
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman?” (Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan oleh Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan didalamnya bermacam macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh, merupakan tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti. (Qs. Al-Baqarah : 164)
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An Nahl, 16:10-11)
Air hujan yang mencapai awan setelah diuapkan dari laut mengandung zat-zat tertentu “yang menghidupkan” negeri yang telah mati. Air “pemberi kehidupan” ini disebut “air tensi permukaan”. Air tensi permukaan terbentuk pada tingkat puncak permukaan laut yang oleh para biolog disebut “lapisan mikro”. Di lapisan ini, yang ketipisannya kurang dari sepersepuluh milimeter, terdapat banyak sisa organik yang disebabkan oleh polusi zooplankton dan ganggang mikroskopik. Beberapa sisa ini menyeleksi dan menghimpun dalam lubuk mereka beberapa unsur yang amat jarang di air laut, seperti fosfor, magnesium, potasium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobalt, dan timah. Air yang bermuatan “penyubur ini” terangkat ke langit oleh angin dan setelah beberapa saat kemudian jatuh ke tanah di dalam air hujan. Benih dan tanaman di bumi mendapati banyak garam metalik dan unsur-unsur yang esensial bagi pertumbuhan mereka di sini di air hujan ini. Peristiwa ini diungkapkan di sebuah ayat lain dalam Al-Qur’an:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami tumbukan kebun-kebunan dan biji-bijian yang dapat dipanen. (Qs. Qaaf, 9)
Garam-garam yang jatuh dengan hujan merupakan contoh kecil unsur-unsur tertentu (kalsium, magnesium, potasiom, dsb.) yang dipakai untuk menambah kesuburan. Logam-logam berat yang terdapat di tipe-tipe aerosol ini merupakan unsur lain yang menambah kesuburan dalam pertumbuhan dan pemproduksian tanaman.
Lebah dan cairan madu
Aspek kimia madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap keajaiban Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur kimiawi dalam kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman:
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ.
. ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S Al-Nahl [16]: 68-69).
Bagi ahli kimia, ini merupakan indikasi yang jelas bahwa campuran unsur-unsur tertentu bisa menghasilkan unsur yang baru sama sekali tidak berhubungan dengan unsur-unsur asalnya dalam hal sifat, zat, atau dampaknya.
Keseimbangan Di Atmosfer
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. al-Baqarah :29)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ.
. فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Qs. Fushshilat [41]: 11-12)
Atmosfer bumi terdiri atas empat gas utama, yaitu nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (kurang dari 1%), dan karbon dioksida (0,03%). Gas yang ada di atmosfer dapat dibagi ke dalam dua kelompok: “gas yang reaktif” dan “gas yang tidak reaktif”. Analisis terhadap gas-gas reaktif mengungkap bahwa reaksi yang melibatkan gas reaktif sangat penting bagi kehidupan, sedangkan gas-gas yang tidak reaktif akan menghasilkan senyawa yang merusak jika bereaksi. Misalnya, argon dan nitrogen adalah gas tidak aktif, yang hanya dapat bereaksi secara terbatas. Bila kedua gas tersebut mudah bereaksi seperti oksigen, lautan akan berubah menjadi asam nitrat. Sebaliknya, oksigen bereaksi dengan atom-atom lain, senyawa organik, dan bahkan batuan. Reaksi tersebut menghasilkan molekul-molekul dasar kehidupan seperti air dan karbon dioksida.
Sebagaimana telah dikemukan pada urain sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam Al-Qur’an di sana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia.