Shalat – shalat sunnah muakadah
Dalam ajaran Islam, selain shalat wajib lima waktu, terdapat pula berbagai macam shalat sunnah. Shalat sunnah terbagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkadah (yang sangat dianjurkan) dan sunnah ghairu muakkadah (yang dianjurkan tetapi tidak sekuat sunnah muakkadah). Shalat sunnah muakkadah memiliki keutamaan yang besar karena Rasulullah ﷺ senantiasa menjaga pelaksanaannya dan sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakannya.
Shalat sunnah muakkadah merupakan ibadah tambahan yang sangat dianjurkan dan tidak sepatutnya ditinggalkan. Tiga shalat sunnah muakkadah yang utama adalah shalat malam, shalat dhuha, dan shalat tarawih. Ketiganya memiliki keutamaan besar bagi yang melaksanakannya dengan ikhlas, penuh iman, dan mengharap ridha Allah. Dengan menjaga shalat sunnah muakkadah, seorang muslim akan semakin dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan hidup di dunia serta pahala besar di akhirat. Dan shalat – shalat sunnah yang termasuk kedalam sunnah muakadah yaitu ada tiga waktu shalat diantaranya yaitu :
Pertama, shalat malam (Qiyamul lail/Tahajud) maka shalat malam adalah ibadah sunnah yang dikerjakan setelah shalat isya hingga menjelang subuh. Jika dilakukan setelah tidur, maka disebut shalat tahajud. Rasulullah ﷺ senantiasa mendirikan shalat malam dengan penuh kekhusyukan dan menjadikannya sebagai amalan rutin. Dalil tentang keutamaan shalat malam terdapat dalam Al-Qur’an: “Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Hadis Rasulullah ﷺ juga menegaskan keutamaan shalat malam:”Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus kesalahan, mencegah perbuatan dosa, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (HR. Tirmidzi) Dengan dalil-dalil tersebut, jelas bahwa shalat malam memiliki kedudukan yang sangat penting dan termasuk dalam shalat sunnah muakkadah yang ditekankan pelaksanaannya.
Shalat malam atau yang dikenal juga dengan sebutan qiyamul lail dan tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah ﷺ sangat menjaga pelaksanaan shalat ini dan tidak pernah meninggalkannya. Oleh karena itu, shalat malam tergolong dalam kategori shalat sunnah muakkadah, yaitu shalat sunnah yang sangat ditekankan untuk dikerjakan oleh setiap muslim.
Kedua, Shalat dhuha yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu ketika matahari sudah terbit hingga menjelang masuk waktu zuhur. Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat dhuha karena banyak keutamaannya. Hal ini menjadikan shalat dhuha termasuk dalam kategori shalat sunnah muakkadah. Dalil tentang shalat dhuha di antaranya adalah sabda Rasulullah ﷺ: “Pada setiap persendian salah seorang di antara kalian terdapat sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan itu semua dapat dicukupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan betapa besar kedudukan shalat dhuha hingga dua rakaat saja bisa menjadi pengganti sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia.
Shalat dhuha termasuk dalam shalat sunnah muakkadah karena Rasulullah ﷺ senantiasa mengerjakannya dan menganjurkan umatnya untuk melaksanakannya. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, mulai dari menjadi sedekah bagi tubuh hingga mendatangkan rezeki yang penuh berkah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang muslim berusaha untuk menjaga shalat dhuha sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
Ketiga, shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang hanya dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ beberapa kali melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat, namun kemudian beliau melakukannya sendiri agar tidak memberatkan umatnya. Walaupun demikian, shalat tarawih tetap menjadi amalan yang sangat ditekankan (muakkadah) dan terus dijaga oleh para sahabat serta generasi setelahnya. Dalil tentang keutamaan shalat tarawih adalah sabda Rasulullah ﷺ:”Barang siapa yang melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki kedudukan istimewa, yaitu sebagai sarana pengampunan dosa bagi umat Islam yang mengerjakannya dengan penuh iman dan keikhlasan.
Shalat tarawih termasuk dalam shalat sunnah muakkadah karena Rasulullah ﷺ sangat menganjurkannya, meskipun beliau tidak selalu mengerjakannya berjamaah agar tidak memberatkan umat. Dengan melaksanakan shalat tarawih, seorang muslim akan mendapatkan ampunan, pahala yang berlipat ganda, serta keberkahan di bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, menjaga shalat tarawih adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT sekaligus bukti mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
