Shalat – Shalat Sunnah Rawatib
Selain shalat fardhu yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, terdapat pula shalat-shalat sunnah rawatib yang dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat sunnah rawatib adalah shalat yang mengiringi shalat fardhu, baik sebelum maupun sesudahnya. Shalat ini memiliki keutamaan besar karena dapat menyempurnakan kekurangan dalam pelaksanaan shalat wajib. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang menjaga shalat sunnah rawatib dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)
Shalat-shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat fardhu berjumlah tujuh belas rakaat. Amalan ini tidak hanya menyempurnakan kekurangan dalam shalat fardhu, tetapi juga menjadi sebab bertambahnya pahala dan kedekatan seorang hamba kepada Allah. Dengan menjaga shalat sunnah rawatib, seorang muslim akan meraih banyak keutamaan, termasuk janji rumah di surga. Adapun shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat fardhu berjumlah tujuh belas rakaat, yaitu:
Pertama, shalat dua rakaat sebelum subuh dan di antara shalat sunnah rawatib yang paling utama adalah dua rakaat sebelum shalat Subuh. Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan shalat sunnah ini, baik ketika berada di rumah, dalam perjalanan, bahkan dalam keadaan safar. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: “Dua rakaat sunnah Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa besar kedudukan shalat sunnah dua rakaat sebelum Subuh dibandingkan dengan kesenangan dunia yang fana. Dua rakaat sebelum Subuh termasuk shalat sunnah rawatib muakkadah, yaitu sunnah yang paling ditekankan. Keutamaan ini menjadikannya sebagai salah satu ibadah sunnah yang seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim.
Kedua, empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya dan di antara shalat sunnah rawatib yang dianjurkan adalah empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya. Shalat ini termasuk rawatib muakkadah (sangat ditekankan) karena Rasulullah ﷺ senantiasa melakukannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudahnya, maka Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi). Hal ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan shalat sunnah sebelum dan sesudah Zhuhur. Rasulullah ﷺ selalu menjaganya dan mengajarkan umatnya untuk melakukannya. Dengan rutin melaksanakan shalat sunnah rawatib ini, seorang muslim tidak hanya menyempurnakan ibadah wajibnya, tetapi juga meraih pahala besar berupa rumah di surga dan keselamatan dari api neraka.
Ketiga, empat rakaat sebelum ashar Salah satu shalat sunnah rawatib adalah empat rakaat sebelum Ashar. Shalat ini termasuk ghairu muakkadah, namun Rasulullah ﷺ tetap menganjurkannya dan memberikan doa khusus bagi orang yang mengerjakannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: “Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan keutamaan besar bagi orang yang menjaga shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar. Doa Rasulullah ﷺ adalah bentuk keberkahan dan rahmat dari Allah ﷻ bagi hamba yang melaksanakannya. Dan empat rakaat sebelum Ashar merupakan bagian dari shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan. Meskipun hukumnya ghairu muakkadah, keutamaan dan doa Rasulullah ﷺ menjadikannya istimewa. Dengan melaksanakan shalat sunnah ini, seorang muslim akan mendapatkan rahmat Allah ﷻ, menyempurnakan shalat fardhunya, serta meraih pahala yang berlipat ganda.
Keempat, dua rakaat setelah maghrib maka salah satu shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan adalah dua rakaat setelah shalat Maghrib. Shalat ini termasuk kategori rawatib muakkadah, yaitu sunnah yang sangat ditekankan dan senantiasa dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ. Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang menjaga shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari semalam, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim). Dua rakaat setelah Maghrib termasuk dalam hitungan sunnah rawatib tersebut. Dua rakaat setelah shalat Maghrib adalah bagian dari shalat sunnah rawatib muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dijaga. Amalan ini ringan, hanya dua rakaat, namun pahalanya besar dan menjadi sebab seorang muslim mendapatkan rumah di surga. Oleh karena itu, marilah kita istiqamah dalam melaksanakan shalat sunnah ini setiap selesai shalat Maghrib, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Kelima, tiga rakaat setelah Isya Salah satu shalat sunnah rawatib adalah tiga rakaat setelah shalat Isya, yang di antaranya termasuk shalat Witir. Witir sendiri berarti “ganjil”, sehingga jumlah rakaatnya bisa satu, tiga, lima, tujuh, dan seterusnya. Namun yang paling sering dikerjakan Rasulullah ﷺ adalah tiga rakaat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil), dan Dia menyukai yang witir. Maka kerjakanlah shalat witir, wahai ahli Al-Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Hal ini menunjukkan bahwa shalat Witir sangat ditekankan, terlebih jika dilakukan setelah shalat Isya. Dan tiga rakaat setelah shalat Isya, termasuk Witir, merupakan bagian dari shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan. Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan shalat Witir, baik ketika di rumah maupun dalam perjalanan. Dengan menjaga shalat ini, seorang muslim akan mendapatkan keutamaan besar, pahala melimpah, serta kedekatan yang lebih erat dengan Allah ﷻ.
