Islam Menganjurkan Untuk Bersiwak
Islam adalah agama yang sangat menekankan kebersihan dan kesucian, baik lahir maupun batin. Salah satu bentuk nyata ajaran Islam dalam menjaga kebersihan adalah anjuran untuk bersiwak. Bersiwak, atau menggosok gigi menggunakan kayu siwak, merupakan sunnah Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan mulut dan spiritualitas seorang Muslim.
Bersiwak atau menggosok gigi merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Menurut penjelasan para ulama dan hadits Nabi Muhammad ﷺ, bersiwak sangat dianjurkan dalam segala keadaan, kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang yang sedang berpuasa.
Adapun Siwak adalah alat untuk membersihkan gigi dan mulut, yang biasanya terbuat dari ranting pohon arak (Salvadora persica). Penggunaan siwak sudah dikenal sejak zaman Rasulullah ﷺ dan menjadi kebiasaan yang beliau lakukan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun bersiwak dianjurkan dalam banyak keadaan, terdapat ketentuan khusus bagi orang yang sedang berpuasa. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: “Siwak itu menyucikan mulut dan mendatangkan keridhaan Allah.” (HR. Bukhari dalam hadits mu’allaq).
Hadits ini mempertegas bahwa bersiwak tidak hanya bermanfaat secara fisik, .atau hanya menjaga kebersihan mulut, tetapi juga membawa nilai ibadah yang tinggi di sisi Allah dan menjadi salah satu sebab keridhaan Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan umatnya untuk bersiwak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi ﷺ bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan mulut, terutama saat akan beribadah. Bahkan, Rasulullah ﷺ menjadikan bersiwak sebagai amalan rutin, baik saat bangun tidur, sebelum berwudhu, maupun sebelum shalat.
Meskipun bersiwak dianjurkan dalam banyak keadaan, terdapat ketentuan khusus bagi orang yang sedang berpuasa. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: “Bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” Oleh karena itu, para ulama menyimpulkan bahwa setelah tergelincirnya matahari, orang yang berpuasa makruh hukumnya bersiwak karena akan menghilangkan bau mulut yang menjadi tanda ibadah puasanya.
Islam memberikan kebebasan untuk bersiwak kapan saja, namun terdapat waktu-waktu utama yang sangat dianjurkan, yaitu:
Pertama, Saat bau mulut berubah terutama setelah lama tidak makan atau minum. Maka mulut bisa mengeluarkan bau tak sedap karena lama tidak makan atau minum, atau karena sisa makanan yang tertinggal. Dalam keadaan seperti ini, bersiwak sangat dianjurkan untuk menghilangkan bau tersebut dan menyegarkan mulut.
Kedua, Setelah bangun tidur dan untuk menghilangkan bau tidak sedap dan kuman dalam mulut maka Bersiwak setelah bangun tidur merupakan sunnah yang sering dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Mulut yang tertutup selama tidur biasanya menimbulkan bau yang kurang sedap, dan bersiwak akan membersihkannya serta menyegarkan kembali mulut.
Ketiga, akan melaksanakan shalat sebagai bentuk persiapan menyambut pertemuan dengan Allah.maka Rasulullah ﷺ selalu senentiasa melakukan bersiwak. asulullah ﷺ bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa bersiwak sebelum shalat adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini mencerminkan adab dan kesopanan saat menghadap Allah dalam keadaan yang bersih dan segar.
Bersiwak adalah amalan ringan yang membawa banyak manfaat. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga sangat memperhatikan kebersihan pribadi dan kesehatan umatnya. Dengan menjadikan bersiwak sebagai rutinitas, seorang Muslim tidak hanya menjaga kesehatannya, tetapi juga menunjukkan ketaatan terhadap sunnah Nabi ﷺ. Mari kita hidupkan sunnah bersiwak dalam kehidupan sehari-hari, karena di dalamnya terkandung kebersihan, pahala, dan keridhaan dari Allah ﷻ.
Namun, bagi orang yang berpuasa, para ulama menyarankan untuk tidak bersiwak setelah tergelincirnya matahari (waktu zuhur ke atas), agar tidak menghilangkan bau khas orang yang berpuasa yang dicintai Allah, sebagaimana dalam hadits:“Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bersiwak adalah amalan ringan namun memiliki manfaat yang besar, baik secara fisik maupun spiritual. Rasulullah ﷺ menjadikan bersiwak sebagai bagian dari keseharian beliau, menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan mulut dalam Islam. Dengan memperhatikan waktu-waktu yang disunnahkan untuk bersiwak, kita tidak hanya merawat kesehatan, tetapi juga menjalankan sunnah dan mendapatkan pahala dari Allah ﷻ. Mari kita hidupkan kembali sunnah bersiwak dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah ﷺ dan sebagai langkah menjaga kebersihan diri serta ibadah kita.