BaitulMaqdis.com -– Untuk kebanyakan orang di Barat, kenyataan bahwa gereja akan mengambil sikap terang-terangan dalam mendukung konflik di Suriah merupakan sebuah konsep yang benar-benar asing.
Tapi kemudian, Gereja Ortodoks Rusia “bukanlah Barat”, kata Uskup Agung Vsevolod Chaplin, juru bicara paling dikenal di kalangan gereja, di kantor pusatnya di kota Moskow sebagaimana dikutip CS Monitor pada Senin (23/11).
“Pemikiran bahwa gereja dan negara harus terpisah satu sama lain bukanlah karakteristik peradaban Ortodoks,” tegas pemuka agama senior itu.
“Itu adalah karakteristik dari Barat,” tambah Chaplin.
Tanpa banyak dikenal atau diketahui di Barat, Gereja Ortodoks Rusia merupakan sumber utama identitas spiritual Rusia selama hampir seribu tahun. Meskipun hampir hancur oleh komunis, mereka telah pulih dan sekali lagi menjadi benteng ideologi Kremlin.
Saat hubungan dengan pemerintah dan masyarakat makin solid, gereja juga telah terintegrasi dengan militer. Media Rusia sering mempublikasikan foto-foto dari pendeta yang “memberkati” persenjataan, termasuk pesawat tempur, sementara para pendeta juga berkecimpung di hampir semua unit militer negara.
Kini, Gereja Ortodoks Rusia semakin menekankan dukungan antusias untuk intervensi militer negara itu di Suriah – dalam pertempuran di mana Chaplin menggambarkannya secara dramatis sebagai “perang suci melawan terorisme.”
“Bagi kami, perjuangan melawan terorisme sudah tentu memiliki dimensi spiritual,” tambahnya.
[SUMBER: AntiLiberalNews]