Islam Benar : Terbukti Bumi itu Bulat ! (2)
Baca Artikel sebelumnya Islam Benar : Terbukti Bumi itu Bulat ! (1)
Al-Quran, yang diturunkan di saat mayoritas manusia berpikir bahwa bumi itu datar, menyatakan secara langsung bumi itu bulat akan membuat Islam semakin tidak diterima dan makin banyak orang akan menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar gila.
Masalah bumi itu bulat bukanlah masalah yang terkait langsung dengan akidah, akhlaq dan syariah yang menjadi misi utama Islam. Oleh sebab itu ayat-ayat yang menyatakan bumi itu bulat diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala secara tersirat, karena Al-Quran sebagai ayat-ayat Allah harus sejalan dengan ayat-ayat Allah / tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta yang kebenarannya akan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada saat Al-Quran diturunkan, kepercayaan bahwa bentuk bumi itu bulat sudah ada, yang dipelopori oleh Phytagoras (abad 6 SM) dan Aristoteles (384-322 BC). Namun kepercayaan akan bentuk bumi, baik bumi itu datar maupun bulat masih didasarkan pada pengamatan indera dan argumen logika, tanpa bukti ilmiah, sehingga paham tentang bumi itu bulat kurang begitu populer dibanding paham yang telah dipercaya lebih dahulu bahwa bumi itu datar yang didukung oleh gereja Nasrani dan orang-orang Yahudi. Karena mereka percaya kalau bumi itu datar, orang tidak berani berlayar jauh untuk mencari ikan karena mereka takut jatuh dari air terjun ke lubang gelap (dark hole) di ujung bumi.
Ketika peradaban Islam datang, para Ilmuwan Muslim melakukan riset dan menguatkan teori bahwa bumi itu bulat. Menurut Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, sebab paling penting dalam masalah ini di samping ayat di atas (Q.S. Az-Zumar [39], 5) juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا/ النازعات [٧٩]: ٣٠.
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. – Q.S. An-Nazi’at [79]: 30).
Kata دَحَى (daha) dalam bahasa arab berarti sebagaimana juga terdapat ayat-ayat yang membicarakan tentang kebulatan dan perputarannya mengitari dirinya yang menyebabkan perputaran siang dan malam.
Ibnu Kardzabah (204-272 H), seorang ahli sejarah geografi mengatakan, “Bumi itu berputar sebagaimana putaran bola, tempatnya seperti kuning telur dalam tengah telur.”
Ibnu Rustah (300 H), seorang pakar geografi dari Isfahan mengatakan, “Allah meletakkan galaksi berputar seperti berputarnya bola, tengah-tengah perputaran, bumi juga berputar dan tempat diamnya di tengah galaksi tata surya.”
Tentang bulatnya bumi dinisbatkan kepada Al-Makmun (218 H) salah seorang khilafah Dinasti Abbasiyah. Dialah yang pertama kali melakukan percobaan analogi memisahkan bola bumi (globe). Dia mendatangkan dua kelompok ilmuwan astronomi dan geografi. Satu kelompok di bawah pimpinan Sanad bin Ali, seorang ahli perbintangan, matematika dan falak yang beragama Yahudi kemudian Islam dan kelompok satunya di bawah pimpinan Ali bin Isa Al-Astrolobe, seorang ahli matematika dan falak yang cukup terkenal di Baghdad. Ada yang mengatakan salah satu pimpinan dua kelompok itu adalah anak Musa bin Syakir.
Mereka mengambil kesepakatan dua kelompok ini pergi ke suatu tempat yang berbeda arah di atas perputaran kulit yang meliputi bumi dari timur ke barat, kemudian menghitung ukuran ketentuan derajat satu dari garis-garis panjang (yang mencapai 360 garis panjang).
Al-Idrisi (1100-1166 M), seorang ahli geografi yang berhasil menggambar peta bumi mengatakan, “Bumi itu berbentuk bulat seperti bulatnya bola. Sedangkan air menempel, tidak mengalir (tumpah) di atasnya secara alamiah tidak terpisah dari padanya. Bumi dan air sesuatu yang tetap di ufuk galaksi sebagaimana kuning telur dalam cangkang putihnya, meletakkan keduanya dalam tata letak yang seimbang, dan angin bertiup (yang dimaksud cuaca udara) dari seluruh arah sudutnya.”
Peta gambar oleh Al-Idrisi
Dari peta-peta yang digambar oleh Al-Idrisi, Will Durant mengatakan, “Peta ini paling hebat dari nilai-nilai pemikiran ilmu gambar peta pada abad pertengahan. Belum pernah ada peta yang digambar lebih sempurna sebelum itu; lebih detil, lebih luas dan lebih besar secara terperinci. Al-Idrisi salah seorang yang menguatkan teori tentang bumi bulat dan dapatlah diketahui bahwa fakta ini merupakan sesuatu yang dapat diterima kebenarannya.”
Ulama lain yang sependapat bumi itu bulat adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) tokoh salafi yang mengatakan, “Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bentuk bumi itu bulat yang ada di bawah bumi hanyalah tengah dan paling bawahnya adalah pusat.”
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) berkata, “Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuwan dan para peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bulat.”
Walaupun berdasarkan berbagai penelitian membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bulat, namun para ulama tetap menghargai orang berbeda pendapat dengan mereka.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hazm ketika menukilkan kesepakatan ulama tentang bulatnya bumi, “Mereka mengatakan, Sesungguhnya petunjuk-petunjuk telah membuktikan bahwa bumi itu bulat. Sementara secara umum ada yang mengatakan selain itu. Jawaban kami dengan petunjuk Allah, sesungguhnya dari kalangan para ulama Islam yang berhak disebut pioner dalam ilmu tidak mengingkari bumi ini bulat. Tidak salah orang yang menolak pendapatnya.
Bandingkan dengan perjalan perkembangan soal pertentangan ilmiah di Barat yang berujung dengan gelimang darah, pemenjaraan bahkan hukuman mati. Seperti yang dialami oleh Galileo Galilei (1546-1642 M) yang dengan tegas mengatakan bumi itu bulat kemudian dihadapkan pada hukuman mati.
Seiring dengan pekembangan sain dan teknologi, kebenaran pernyataan Galileo tersebut semakin jelas. Bahkan tak sedikit orang beranggapan bahwa dialah orang pertama yang menemukan teori bulatnya bumi padahal ratusan tahun sebelumnya ilmuwan Islam dengan berdasar Al-Quran dan penelitian mereka telah membuktikan bumi itu bulat. Sekali lagi Islam terbukti kebenarannya secara ilmiyah (mirajnews.com/alquin)
Wallahu A’lam bis Shawwab.