Hidayah Islam

Mimpi Itu Mengantarkannya Kepada Hidayah

Salsa (tengah) ketika sedang menuturkan kisahnya kepada redaksi kami
Salsa (tengah) ketika sedang menuturkan kisahnya kepada redaksi kami

BaitulMaqdis.com — Namanya adalah Salsabila akrab dipanggil dengan Salsa perempuan suku asli Toraja Sulawesi ini Alhamdulillah dengan izin Allah Ta’ala beberapa waktu yang lalu dapat bersilaturahim ke sekretariat kami untuk kemudian berbincang-bincang menuturkan sekelumit pengalaman dan perjalanannya menjemput hidayah.

“Waktu itu pada tahun 2008 aku masih kuliah kira-kira antara semester empat atau lima di salah satu Universitas di kota Makasar”, ujar perempuan kelahiran 21 Mei 1990 ini memulai kisahnya.

Salsa kemudian melanjutkan, “saat itu saya sering banget mimpi didatangi oleh seseorang memakai surban sambil diajakin ngobrol kayak diceramahain tapi pas bangun-bangun aku dah gak keinget lagi sehingga aku pun mulai timbul rasa penasaran ingin tau tentang Islam”.

“Apalagi berada di tengah komunitas teman-teman kuliah yang kebanyakan muslim semakin menimbulkan rasa ingin tau dalam benak saya tentang Islam apa sih Islam itu bagaimana Islam itu,” imbuhnya.

Semenjak itu Salsa mulai mencari tahu tentang Islam dia mulai sering berbincang-bincang dengan kawan-kawan kuliahnya membahas berbagai tema obrolan tentang Islam dia juga tidak malu untuk bertanya maupun sharing dengan rekan-rekan juniornya guna memperoleh informasi tentang Islam.

Bahkan dia bercerita, “Saya pas waktu kuliah dulu pernah sakit keras selama hampir satu tahun dibawa berobat kemana-mana oleh keluarga tapi tidak kunjung sembuh akhirnya ada salah satu teman saya yang muslim menyarankan agar saya diruqyah padahal saya waktu itu masih belum masuk Islam dan waktu itu saya juga belum tahu ruqyah itu apa,” terang perempuan yang sekarang ini tinggal di wilayah Jakarta Pusat tersebut.

Salsa kemudian melanjutkan, “Akhirnya setelah menjalani proses ruqyah selama seminggu kondisi saya pun berangsur membaik namun setelah itu belum juga memantapkan hati untuk masuk Islam.”

Artikel Terkait  YBM GELAR BAKSOS DI TANAH KARO-SUMUT

“Tapi saya tetap terus lanjut berdiskusi serta sharing hingga akhirnya setahun setelah prosesi ruqyah dan setelah kurang lebih tiga tahun mencari-cari saya kemudian membulatkan tekad dengan penuh kesadaran dan tanpa unsur paksaan apapun untuk menjadi muallaf pada tahun 21 Januari 2011 di salah satu masjid tertua di kota Makasar bertepatan pada hari Jum’at tepat seusai shalat Jum’at,” tandas Salsa kepada kami.

Salsa menambahkan, “Pada saat sebelum bersyahadat saya sempat grogi karena berada di hadapan ratusan atau bahkan ribuan jama’ah shalat Jum’at tetapi setelah saya dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh ribuan umat Islam yang usai melaksanakan shalat Jum’at saya pun kemudian meneteskan air mata, menangis lalu bersujud syukur perasaan pun bercampur aduk antara rasa haru dan bahagia begitu susah untuk diungkapkan.”

Sehingga setelah resmi menjadi seorang muslimah Salsa pun bukan hanya menghijrahkan keyakinannya saja namun tidak ketinggalan dia turut pula menghijrahkan namanya yang semula Lagarenza Rangga Gala Batara menjadi Salsabila.

“Setelah menjadi pemeluk agama Islam jalan yang harus saya tempuh ternyata tidaklah selamanya mulus berbagai penentangan dan penolakan yang sangat keras dari seluruh keluarga besar termasuk kedua orang tua saya pun kemudian saya rasakan dari mulai dikatakan menjual tuhannya hingga sampai kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan,” tegas Salsa kepada kami.

“Bahkan justru pada awal-awal setelah saya masuk Islam guncangan begitu berat menghampiri padahal waktu itu sama sekali belum ada seorang pun yang membimbing saya sepenuhnya namun saya hadapi semua itu dengan penuh ketegaran dan kesabaran sebab saya sangat memahami bahwasanya dalam hidup ketika kita berani untuk mengambil sebuah langkah maka kita harus siap dengan segala konsekuensinya,” cerita Salsa kepada kami.

Artikel Terkait  Qurban Prioritas 1441 H Di Daerah Rawan Pemurtadan | Basis Muallaf | Terdampak Covid-19

Dan sebelum Salsa mengakhiri kisahnya dia menyampaikan sebuah harapan serta cita-citanya setelah menjadi muslimah, “Minta doanya mudah-mudahan bisa menjadi seorang muslimah yang dapat menjalankan syari’at Islam dengan baik.”

Sertifikat muallaf milik Salsa
Sertifikat muallaf milik Salsa

Demikianlah kisah yang dituturkan oleh Salsa kepada kami (tim redaksi BaitulMaqdis.com) dari awal perjalanan dan pengalamannya mencari Islam dari sebuah mimpinya hingga sampai dia dapat menjemput hidayah, mudah-mudahan kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah Salsa tersebut betapa sangat mahalnya hidayah itu bahkan tidak ada sesuatupun yang menyetarai harganya tetapi betapa sangat indahnya ia ketika telah hinggap dalam hati seorang manusia.

(Kang_CP/BaitulMaqdis.com)

 

Redaksi menerima naskah non komersial dari pembaca yang budiman terkait kisah relijius atau pengalaman spritiual pribadi anda dalam menjemput hidayah menjadi seorang muallaf, silahkan kirim ke email redaksi kami: redaksi_baitulmaqdis@yahoo.co.id

Naskah yang memenuhi kelayakan redaksi insya Allah akan kami posting dan semoga dapat menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi saudara kita yang lain.

 

Donasi Sekarang KLIK DISINI

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button