Hidayah Islam

Gara-Gara Konsep Trinitas Yang Tidak Masuk Akal, Akhirnya Aku Masuk Islam

Roger Hadden
Roger Hadden

Nama saya Roger Hadden, berasal dari Dungannon di Irlandia Utara. Saya seorang dokter gigi, dan saat ini bekerja di Inggris. Saya pernah tinggal di Irlandia Utara dan Skotlandia, dan saya sekarang tinggal di Inggris. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, dari kedua orang tua yang Kristen.

Meskipun saya dibesarkan dengan ajaran Alkitab, saya tidak terlalu mengikuti prinsip-prinsipnya. Saya kira saya seperti kebanyakan kaum muda Inggris, yang suka untuk bersenang-senang tanpa ada batasan.

Dahulu saya tidak mempraktikkan agama apapun, meskipun selalu percaya bahwa ada Tuhan. Saya berpikiran ilmiah, mengakui kebenaran teori Big Bang berarti menuntut kita untuk percaya adanya tuhan yang merancang semua peristiwa itu. Kita juga tidak mampu berbuat apapun jika tidak ada tuhan, dan kita juga tidak menciptakan diri kita sendiri, jadi dengan adanya kita, maka harus ada yang menciptakan kita.

Saya memikirkan konsep Tuhan dari waktu ke waktu, tapi tidak pernah ada pengaruh nyata pada hati saya. Pertemuan pertama saya dengan Islam saya kira adalah karena media, tapi saya cenderung untuk tidak menghakimi orang atau hal-hal sampai aku melihat atau mencari tahu tentang mereka sendiri dan mendengar kedua sisi.

Ketika saya pergi ke universitas, saya bertemu banyak Muslim. Pada waktu itu kami bahas masalah agama sedikit, tapi belum terfikirkan olehku untuk menjadi seorang yang agamis. Pada saat itu, saya tahu bahwa pada suatu saat nanti saya harus berubah lebih dekat dengan agama, dalam hal itu kristen. Saya juga memperlajari agama-agama lain selain agama kristen saya, hanya sekedar ingin tahu mengapa mereka mempercayai agama-agama tersebut.

Ketika saya duduk di tahun terakhir masa belajar di Universitas, saya membuat rencana untuk mereformasi diri dan menjadi seperti orang tua saya, “kristen sekte Reinkarnasi”. Jadi saya mulai belajar dengan membaca Alkitab.

Artikel Terkait  MENELISIK KAMPUNG MUALLAF DI NTT

Konsep Trinitas Membuatku Memeluk Islam

Konsep Trinitas selalu mengganggu saya, dan itu adalah tujuan utama saya untuk memahaminya. Saya ingat ketika saya kecil saya berdoa kepada Tuhan untuk meminta sesuatu kepadanya. Namun saya ragu apakah akan berdoa kepada Allah atau berdoa kepada Yesus. Dan akhirnya saya memutuskan untuk berdoa kepada Allah karena saya tahu jika Dia menciptakan segala sesuatu, maka Dia akan mendengar saya dan membantu saya.

Saya berdiskusi dengan beberapa pendeta dalam masalah konsep trinitas, dan beberapa upaya juga mereka lakukan untuk menjelaskan masalah Tritunggal. Tak satu pun dari mereka yang mampu meyakinkan dan melegakan saya. Sehingga saya terus membaca Alkitab, untuk mencari kebenaran.

Jelas saya bukan sarjana teologi Kristen, tapi masalah Trinitas ini selalu mengganggu saya. Mengapa para nabi Perjanjian Lama semua berdoa kepada Allah dan mengharap pengampunan dari-Nya? Lantas Siapa Yesus sehingga kita harus berdoa kepadanya?

Saya sering melakukan diskusi dengan teman-teman saya di Kampus mengenai beberapa masalah ketuhanan, di antaranya dengan teman-teman yang beragama Sikh, Katolik, Muslim dan terkadang dengan Seorang Atheis.

Ketika saya menemukan bahwa Islam memerintahkan umatnya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa, dan tidak menyekutukan-Nya, saat itulah saya mulai ada ketertarikan yang kuat, karena ini yang lebih masuk akal. Karena tidak pernah disebutkan Konsep Trinitas dalam kitab Perjanjian Lama, dan tidak ada pula dalam kitab Perjanjian Baru .

Ketika saya membaca buku-buku islam, saya mendapati bahwa muslim percaya Allah mengutus Rasul-Nya kepada umat manusia, sejak Adam sang manusia pertama. Semua nabi percaya Tuhan Yang Maha Esa dan mereka juga percaya bahwa ada hari perhitungan ketika semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi.

Artikel Terkait  Jika Yesus Tuhan, Kenapa Tidak Disembah Para Nabi ?

Saya menyadari bahwa ini adalah apa yang saya cari dan saya percayai, dan apa yang saya dapat dalam Alkitab. Saya mendiskusikan hal ini dengan orang tua saya, dan mereka tidak terlalu terkesan. Berkat karunia Allah dalam beberapa bulan setelah itu saya menjadi seorang Muslim. Sekarang saya telah lima tahun menjadi muslim dan saya masih belajar tentang agama. Saya terus belajar bahasa Arab dan Quran.

Keputusan saya mengubah hidup saya sepenuhnya, saya tahu membuat keputusan yang benar, terima kasih Tuhan. Dulu saya menjalani hidup dengan cara yang egois, hanya memenuhi keinginan saya, namun sekarang saya mencoba untuk membantu orang lain agar mendapat hidayah Allah.

Islam telah menjadikan saya lebih fokus dalam berkarir, dan sekarang saya ingin mengerahkan segala kemampuan terbaik saya. Teman-teman saya di universitas sering terkejut dengan perubahan saya, terutama yang berkaitan dengan karir saya, dokter gigi.

Orang tua saya percaya saya telah dicuci otak dan ini hanya fase kehidupan saya, dan banyak teman saya pikir seperti itu juga. Setelah lebih dari lima tahun sekarang, orang tua saya tahu itu tidak hanya sebuah fase biasa.

Saya pertama kali memberitahu orangtua saya bahwa saya ingin menjadi seorang Muslim, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa itu adalah “agama Teroris ” dan saya tidak boleh memeluknya. Tetapi saya yakin, saya yakin saya harus memeluknya. Saya tidak ingin dihukum dalam kehidupan selanjutnya.

Sejak di universitas, saya selalu tinggal jauh dari orang tua saya tapi saya mencoba untuk mengunjungi mereka beberapa kali dalam setahun. Saya merasa ketika saya menjadi seorang muslim hubungan saya dengan orang tua saya lebih baik daripada sebelumnya, karena saya mencoba untuk berbuat baik kepada mereka sebagaimana perintah Allah dalam Al-Quran.

Artikel Terkait  Muallaf-Muallaf Yang Memiliki Pengaruh Besar Dalam Sejarah Islam

Saat ini saya bekerja sebagai dokter gigi di Inggris. Saya bekerja paruh waktu mengambil kuliah dan program master. Saya belajar bahasa Arab, dan saya secara teratur menghadiri pembicaraan dan seminar Islam untuk meningkatkan pengetahuan saya.

Saya menikah dengan seorang wanita yang sangat saya cintai dan berkat karunia Allah, kami memiliki seorang anak berusia 1 tahun yang sangat tampan bernama Ismael. Kami mencoba untuk memperbaiki diri sebagai menjadi Muslim sejati, dan kami ingin pergian ke luar negeri ke negara Muslim. Intinya kami berdua senang mempelajari Islam ke tingkat yang lebih tinggi, jadi kami sedang mencari kesempatan untuk memenuhi impian ini.

Diolah dari : mualaf.com, tellmeaboutislam.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button