Opini Redaksi

Brunei Ber-Islam, Media Anti-Islam Muram

(baitulmaqdis.com) Setan dan bala tentaranya sangat tidak rela jika muslim berjaya, bahkan mereka bersatu padu membuat rencana memenyesatkan manusia, dan menjauhkan manusia dari ajaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, melalui mulut-mulut berbisa mereka dan segala jenis konspirasi yang dirancang untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang durhaka kepada tuhannya . Namun jauh-jauh hari Allah swt sudah berfirman:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dgn mulut (ucapan-ucapan) mereka, & Allah tak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yg kafir tak menyukai.” (QS. At-Taubah 32)

Hal yang sama pun mereka lalukan kepadakeluarga keSultanan Brunei Darussalam setelah diumumkanya Brunei bersyariah oleh Sultan Hassanah Bolkiah. Banyak pihak yang menentangnya baik dari asean maupun luar asean, melalui statement langsung ataupun melalui corong media latah mereka. Tidak tertinggal, media indonesia pun ikut andil dalam penyebaran Islamofobia dengan pemberitaan-pemberitaan mereka yang terkesan tendensius.

Media-media latah anti Islam secara sahut-menyahut memberitakan pemberitaan miring seputar Sultan yang mengumumkan syariah tersebut, beserta keluarganya. Seperti apa yang dilakukan Tribunnews, brita.indo.com, azkazone.com, Tempo, Vivanews dan lainnya. mereka bersatu padu menjatuhkan nama Sultan Hassanah Bolkiah melalui pemberitaan fitnah.

Melihat hal tersebut kami mempunyai 2 analisa sederhana bahwa media tersebut sedang melancarkan misi Islamofobia, mengingat beberapa hal berikut ini:

  1. Tribunnews dan media latah lainnya memulai pemberitaan negatif perihal Sultan Brunei setelah sang Sultan mengumumkan Brunei bersyariah. Jika memang berita tersebut benar, mengapa tidak diberitakan dulu-dulu? Bukankah peristiwa tersebut (jika memang benar) terjadi sudah sejak lama?. Dan jika memang pemberitaan seperti yang dirilis Tribunnews “Mantan Gundik Akui Pernah Mabuk Bersama Sultan Brunei” itu benar. Peristiwa tersebut sudah lama berlalu, jika memang benar terjadi itu, bukan hak kita menyebarkan aib seseorang, bisa jadi seseorang yang kita beritakan negatif tersebut sudah bertaubat kepada Allah, dan Allah pun menerima taubatnya, namun kita tetap mendapatkan dosa akibat pemberitaan gosip/ghibah tersebut terus menerus.
  2. Dikala Manokwari menerapkan hukum Injil (2007) tidak ada media yang berkutik untuk memberitakan berita negative. Namun dikala Brunei menerapkan hukum Islam media seperti kebakaran jenggot. Padahal Manokwari masih bagian dari Indonesia sedangkan Brunei bukan bagian dari Indonesia, mengapa media-media tersebut ikut campur urusan negeri orang lain? Mengapa mereka tidak memberitakan serupa perihal Kota Manokwari?
Artikel Terkait  Ternyata 1+1+1=3 Bukan 1+1+1=1

Kenapa media-media spilis, Kristen, barat, dan media-media kafir lainnya bisa serempak menjatuhkan nama baik Sultan Brueni, keluarganya dan negaranya? Hal tersebut dikarenakan “al-Kufru Millatun Waahidatun” kekafiran adalah satu ajaran satu tujuan, yakni menghancurkan Islam. Selain itu mereka sebenarnya sedang dilanda ketakutan yang luar biasa jika muslim diseluruh dunia bersatu menyerukan syariah Islam, dan tentu hal itu menjadi momok menakutkan bagi mereka karena akan menggagalkan semua rencana dan kepentingan mereka.

Perlu diingat bahwa kita tidak membela pribadi Hassanah Bolkiah karena dia sebagai Sultan Brunei. Namun kita membela siapapun yang membela Islam baik itu rakyat biasa maupun pembesar, dan kita memusuhi siapapun yang memusuhi Islam baik itu rakyat biasa maupun pembesar. (Ulinnuha/baitulmaqdis.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button